search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Art Shop Perak Disulap Jadi Toko Oleh–Oleh
Rabu, 27 Mei 2009, 16:56 WITA Follow
image

images.google.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Semakin sepinya wisatawan asing ataupun domistik untuk membeli kerajinan perak, tak ayal banyak para pengusaha perak di Celuk, menyulap art shopnya menjadi toko oleh–oleh khas Bali.

Seperti yang terlihat di Celuk Silver, art shop yang menjual kerajinan tangan perak ini dirubah menjadi pasar oleh–oleh Jajanan khas Bali Celuk, Gianyar.

Seperti yang disampaikan oleh Manager Jajanan Khas Bali, Agus Zambrud, art shop kerajinan perak sudah dirubah peruntukannya sejak setahun lalu. Alasan, perubahan ini tak terlepaskan karena lesunya penjualan kerajinan perak.

Mereka kebanyak mengontrakan tanahnya untuk membuat toko oleh–oleh khas Bali. “ Mereka pebisnis perak, kebanyakan
mengontrakkan tanahnya, untuk keperluan lain, “ jelasnya.

Terus kenapa mesti pasar oleh-oleh? Ditanya seperti ini, Agus mengatakan diakui sampai saat ini, omzet penjualan oleh–oleh khas Bali ini meningkat terus. “ Siapa yang tak tergiur meningkat terus penjualannya, “ ucapnya.

Dan diakui oleh Agus, saat ini wisatawan utamanya domistik lebih suka shopping bila ke Bali. Dengan disediakannya toko Oleh–Oleh Jajanan Khas Bali mereka tak perlu pusing mencari oleh–oleh utamanya jajanan. “ Mereka ( wisatawan domistik, red), umumnya lebih suka membawa oleh–oleh jajanan ketimbang shopping yang lain, “ ucapnya.

Sementara itu, berdasarkan pantuan dilapangan di kawasan Sukawati, toko oleh–oleh kian semarak, bisnis ini ternyata sangat menjanjikan dibandingkan dengan bisnis yang lain. 

Reporter: bbn/art



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami