search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Desa Tuka, Desa Katholik Pertama di Bali
Jumat, 25 Desember 2009, 08:01 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Bali dikenal sebagai propinsi yang mayoritas warganya memeluk agama Hindu. Diantara sekian banyak Desa Hindu di Bali, terdapat sebuah desa di Kabupaten Badung yang mayoritas warganya memeluk agama Katholik. Desa ini bernama Tuka dimana mayoritas warganya mulai memeluk agama Katholik sejak tahun 1937.

Desa Tuka ini terletak di Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung. Berjarak sekitar 10 kilometer dari Kota Denpasar.

 


Sehari menjelang hari raya Natal, warga desa tampak memasang penjordi depan rumah masing-masing.Tradisi memasang penjor ini merupakan tradisi yang juga dilakukan oleh masyarakat Hindu Bali menjelang hari raya Galungan. Selain sebagai simbol kemenangan kebaikan melawan kejahatan, hiasan 'penjor' yang dibuat dari bambu dan janur ini juga simbol introspeksi diri manusia agar selalu ingat kepada Sang Maha Pencipta.

Selain memasang 'penjor' di depan rumah masing-masing, warga Desa Tuka yang akan merayakan Natal juga mempersiapkan sesajen 'gebogan (rangkaian buah, kue, bunga, janur) di Gereja Paroki Tuka. Sesajen gebogan ini juga mirip dengan sesajen yang biasa dibuat oleh umat Hindu Bali pada hari raya Galungan dan Kuningan.

Meski sudah memeluk agama Katholik, tradisi memasang hiasan penjor dan pembuatan gebogan ini tetap dilakukan oleh warga Desa Tuka sejak tahun 1930-an, atau sejak awal berdirinya Desa Katholik ini.

 Desa Katholik Tuka ini dirintis oleh dua warga Desa Tuka yakni Pan (bapak) Rosa dan Pan Regig pada tahun 1937. Setelah mendapat bimbingan dari Misionaris Belanda di Denpasar, Pan Rosa dan Pan Regig kemudian aktif menyebarkan agama Katholik di desa ini dan desa lainnya di Bali,jelas FX. Made Hirawan, Ketua II Dewan Gereja Paroki Tuka.

Dari semula dua kepala keluarga yang memeluk agama Katholik, kini sudah terdapat 440 kk atau sekitar 2200 warga Desa Tuka yang memeluk agama Katholik.

Nama warga di desa ini juga mempunyai ciri khas tersendiri karena memadukan nama khas Bali dan nama baptis Katholik, seperti Paulus Ketut Dongker, Made Theresia, Cecilia Nyoman Rasni, Ignatius Wayan Rukmana, dan berbagai nama khas lainnya, kata Hirawan.

Bukti sejarah awal berdirinya Desa Katholik ini juga masih dapat dilihat hingga kini. Salah satunya sebuah gereja tua yang dibangun pada tahun 1937 dan menjadi gereja Katholik pertama dan tertua di Bali.

Pada malam natal atau perayaan kelahiran Yesus di gereja setempat, warga Desa Tuka juga punya cara yang unik yakni mengenakan pakaian adat Bali. Sejak sore hari, umat katholik sudah mulai berdatangan ke Gereja Katholik Paroki Tuka, Kabupaten Badung. Selain dari Desa Tuka, umat Katholik yang datang ke gereja ini juga berasal dari beberapa wilayah lain di Kabupaten Badung dan Denpasar.

Suasana perayaan malam natal di Gereja ini agak berbeda dibanding gereja lainnya di Bali. Hampir seluruh umat Katholik yang datang mengenakan pakaian adat khas Bali, yang biasa digunakan umat Hindu saat sembahyang ke pura.

Tradisi beribadah ke gereja dengan mengenakan pakaian adat Bali ini sudah dilakukan warga Desa Tuka turun temurun sejak puluhan tahun lalu. Ini sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi dan budaya Bali seperti yang diwariskan oleh para sesepuh pendiri Desa ini, jelas Hirawan.


 

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami