Akun
user@gmail.com
Beritabali ID: 738173817
Langganan

Beritabali Premium Tidak Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Aktif sampai 23 Desember 2025
New York, USA (HQ)
750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845Call: 469-537-2410 (Toll-free)
hello@blogzine.com400 Anjing Positif Rabies
Beritabali.com, Denpasar
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Hingga Oktober 2010, Dinas Peternakan Bali mencatat 400 ekor di seluruh Bali positif terjangkit rabies. Mayoritas anjing yang terjangkit rabies itu berasal dari kawasan Buleleng dan Karangasem.
Kepala Dinas Peternakan Bali Putu Sumantra mengatakan, Disnak Bali telah mengambil sampel otak anjing secara acak dari 3.500 anjing. Setelah diperiksa di Balai Veteriner Denpasar, ternyata 400 ekor diantaranya positif terserang virus rabies.
Menurut Sumantra, anjing yang terjangkit rabies itu ditemukan di empat kabupaten berbeda. Kabupaten itu antara lain Badung, Karangasem, Tabanan, dan Buleleng. "Jumlah paling banyak memang Karangasem dan Buleleng," ujar Sumantra, Sabtu (23/10).
Banyaknya anjing liar yang terjangkit rabies di dua daerah itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, di kedua daerah tersebut banyak ditemukan kawasan perbukitan. Kawasan ini ideal bagi anjing liar untuk bersembunyi dari kejaran tim vaksinasi dan tim eleminasi.
Sumantra pun mengakui bahwa hasil kerja timnya masih belum maksimal di dua kabupaten itu. "Tim kami cukup kesulitan melakukan vaksinasi ataupun eleminasi di daerah tersebut. Banyak anjing yang lari bersembunyi di perbukitan," paparnya.
Disinggung proses vaksinasi, Sumantra mengatakan, hingga saat ini sudah melakukan vaksinasi terhadap 260.000 ekor anjing. Sebanyak 115.000 diantaranya sudah mendapatkan vaksin booster (lanjutan).
"Sementara ini kami perkirakan populasi anjing di Bali mencapai 450.000 ekor. Sekitar 60% diantaranya sudah divaksin. Data itu belum termasuk yang sudah divaksin di dokter hewan swasta," katanya lagi.
Sumantra menjelaskan, saat ini Disnak Bali sudah mulai mengubah pola penanganan rabies di sektor hulu. Jika sebelumnya Disnak memilih melakukan eleminasi, kini Disnak mulai bergeser untuk melakukan vaksinasi massal terhadap hewan penyebar rabies (HPR) seperti anjing dan kucing.
"Setelah dua tahun, polanya memang harus dirubah. Tetap kami lakukan eleminasi, tapi kami lakukan secara selektif. Eleminasi hanya kami lakukan di daerah merah terhadap HPR yang kami duga terjangkit rabies," tandasnya. (eps)
Reporter: bbn/rob
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
