search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Menjadi Pengusaha Harus Berdaya Tahan Tinggi
Rabu, 24 April 2013, 07:07 WITA Follow
image

www.primakara.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Tutur katanya lugas, selalu tampak semangat dan antusias ketika diajak berdiskusi dan dia kerap kali hadir dalam berbagai kegiatan entrepeneurship baik sebagai juri maupun sebagai pembina diantaranya di Wirausaha Muda Mandiri dan Loma Wirausaha Muda Denpasar.

Dia adalah seorang pengusaha muda yang sukses menjalankan beberapa usaha di bidang IT, pendidikan dan juga properti. Dia adalah I Made Artana. Pria kelahiran 1976 di Desa Samuan, Carangsari, Badung Utara ini menamatkan pendidikannya di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (1998) dan ditengah kesibukannya menjalankan usaha, kini dia menyempatkan diri melanjutkan pendidikannya di Magister Manajemen Universitas Udayana.

Berikut adalah penuturannya kepada BeritaBali.Com tentang pengalamannya menjalankan usaha yang disampaikan dalam gaya bahasa ‘saya’.

Saya memulai berbisnis setamat dari kuliah pada tahun 1998, jadi sudah cukup lama hampir 14 tahun. Cita-cita saya sebetulnya menjadi seorang dosen di kampus saya di UI. Jalan tersebut sebenarnya terbuka lebar, karena pihak kampus malah menawarkan kesempatan itu kepada saya. Tapi karena saat itu situasi jakarta sedang dalam kondisi rusuh pasca kerusuhan mei 1998, orang tua memaksa saya untuk pulang ke Bali. Jadi kandaslah cita-cita saya tersebut. Sesuatu hal yang waktu itu saya sesali, tapi kini malah sangat saya syukuri. Kini saya bisa berusaha sendiri di daerah sendiri.

Bersama beberapa teman semasa SMA, saya akhirnya mencoba memulai usaha di bidang software development (pembuatan software aplikasi komputer) sesuai dengan bidang keahlian saya. Pembentukan usaha ini sebetulnya ide teman saya, kalau saya sendiri jujur aja agak pesimis dan menyadari bahwa bikin usaha itu sama sekali tidak gampang. Tapi karena takut mengecewakan teman yang semangat, akhirnya saya  setuju. Usaha ini dinamakan PT. Bali Soket Informindo.

Pada awal berdirinya perusahaan ini terbilang cukup lumayan, ada beberapa order yang kami dapatkan dan berhasil dikerjakan dengan baik. Sayangnya, dalam perkembangan kedepan perusahan ini tidak mengalami pertumbuhan alias stagnan. Kondisi ‘hidup segan mati tak mau’ ini kami alami sangat panjang. Sampai akhirnya saya menyadari kekurangan yang ada.

Umumnya perusahaan akan mengalami kegagalan disebabkan oleh 2 alasan utama yaitu yang pertama Marketing Risk (resiko marketing) atau dalam bahasa lainnya ‘tidak bisa menjual’, yang kedua adalah Management Risk (resiko manajemen) dalam bahasa lainnya ‘salah kelola’. Dua alasan ini jugalah yang mungkin membuat perusahaan kami waktu itu tidak bisa berkembang. Tidak satupun dari team kami punya kemampuan menjual. Maklum saja karena team dan semua orang yang kami hire hampir semuanya berlatar belakang teknik informatika. Menyadari hal ini, saya berusaha keras merubah diri dengan tidak terlalu banyak terlibat langsung dalam hal-hal teknis IT, tapi lebih banyak belajar marketing dan manajemen.

Perusahaan berangsur membaik dan pada tahun 2005 akhir, kami mendirikan perusahaan baru yaitu PT. Bali Medianet Internusa yang bergerak dalam Internet Service Provider (ISP) atau jasa layanan internet. Kebutuhan akan adanya koneksi internet di masyarakat yang semakin tinggi, menyebabkan perusahaan ini dapat tumbuh dengan pesat. Pada tahun 2009, kami mengakuisisi Kampus Alfa Prima, sebuah kampus setara diploma 1 dan diploma 2 yang terletak di kawasan jalan hayam wuruk. Dalam 3 tahun dibawah manajemen kami, kampus ini pun semakin berkembang dan memiliki mahasiswa berlipat-lipat dari jumlah mahasiswa ketika diakuisisi.

Saat ini saya dibantu oleh istri juga mengelola beberapa usaha dibidang properti, konsultan pendidikan luar negeri, dan jasa instalasi. Kesibukan saya menjadi berlipat karena belakangan saya ditunjuk menjadi direksi di sebuah perusahaan yang mengelola 2 buah hotel dan sebuah rumah sakit.

Seperti bayangan saya semula sebelum membuat perusahaan saya yang pertama, bahwa menjalankan bisnis itu tidak gampang, dan memang demikian keadaannya. Namun saya bersyukur telah memilih jalan untuk menjadi pengusaha. Ini sebuah jalan yang sulit tapi sangat rewarding atau memberikan hasil, baik dalam bentuk keleluasaan finansial maupun keleluasaan waktu. Setiap orang bisa untuk menjadi pengusaha yang berhasil, yang penting punya tekad kuat, persisten (berdaya tahan tinggi) dan tidak gampang menyerah. Saya banyak menghadapi masa-masa sulit selama menjalankan usaha, mungkin begitu juga dengan semua pengusaha yang lain, tapi mampu bertahan dan tidak gampang menyerah akhirnya menjadi kunci penting keberhasilan kita. Ini juga yang sering saya sampaikan dalam berbagai kesempatan saya diminta untuk menjadi pembicara atau sekedar sharing tentang kewirausahaan.

Tentu saja mimpi saya tidak berakhir sampai di sini. Saat ini saya sedang giat-giatnya membangun sebuah perguruan tinggi yang mudah-mudahan akan menjadi kebanggaan masyarakat Bali. Perguruan tinggi di bidang IT ini kami namakan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Primakara. Primakara berarti cahaya gemilang yang diangkat dari philosofi bahwasannya pendidikan harusnya bersifat mencerahkan.

STMIK Primakara dikonsep dan dipersiapkan dengan sangat serius karena memang diproyeksikan sebagai salah satu kampus yang unggul di Bali. Dengan didukung oleh team yang juga punya track record yang panjang dibidang IT dan pendidikan, saya sangat yakin STMIK Primakara akan menjadi pilihan utama untuk menempuh perkuliahan di bidang IT. Kesuksesan STMIK Primakara juga adalah sebagai wujud dari sebuah kerja keras dan semangat pantang menyerah. (gus)
 

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami