search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Dampak Elnino, Sejak 1995 Bali Defisit Air
Selasa, 18 Agustus 2015, 15:20 WITA Follow
image

beritabali.com/ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Beritabali.com, Badung. Dampak Elnino mengakibatkan kekeringan yang terjadi di wilayah Bali. Krisis air bersih terjadi di Buleleng, Karangasem, dan Bangli. Akibat dampak Elnino ini, setiap tahun terjadi kekeringan sehingga membuat Bali defisit sejak 1995.
 
Dampak Elnino mengakibatkan terjadinya kekeringan sehingga pemerintah akhirnya membutuhkan ratusan mobil tangki air bersih untuk dibagikan rutin ke masyarakat.
 
"Saat ini, hanya 4 bulan terjadi hujan di Bali, sisanya kemarau. Padahal kebutuhan air semakin meningkat akibat bertambahnya jumlah penduduk di Bali," ungkap Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali, Dewa Made Indra di Kuta, Selasa (18/8/2015).
 
Sayangnya, menurut Indra, untuk pembangunan waduk di Bali sangat sulit dilakukan karena adanya masalah sosial terutama masalah pembebasan lahan, relokasi penduduk, sehingga hanya bisa dibangun embung atau waduk kecil. Padahal, kondisi kekeringan akan menimpa Bali hinga akhir Desember, sehingga masalah krisis air di Bali termasuk Jawa meningkat yang juga berdampak pada sektor pertanian.
 
 
"Dampak kekeringan bisa terjadi kebakaran hutan di sekitar gunung yang perlu diantisipasi. Tahun lalu Gunung Agung sempat terbakar dan sangat kesulitan dipadamkan," ungkapnya.
 
Terkait bencana di Provinsi Bali, tercatat sekitar 210 kejadian yang paling rawan terjadi di Buleleng disusul Bangli, Karangasem, Gianyar dan daerah lainnya. Sementara, akibat dampak El Lino terjadi di Bali terutama di Desa Julah, Kabupaten Buleleng dan di Desa Kubu, Kabupaten Karangasem.
 
Elnino adalah anomali iklim di Pasifik Selatan. Fenomena ini terjadi antara pesisir barat Amerika Latin dan Asia Tenggara, namun efeknya bisa dirasakan ke seluruh penjuru dunia dan seringkali berujung pada bencana alam.[bbn/dws]

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami