search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Gua Gala-Gala, Gerbang Gaib Pura Dalem Puri Besakih
Selasa, 11 April 2017, 00:05 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Kecamatan Rendang di Karangasem, memiliki banyak potensi wisata spiritual. Salah satunya adalah Goa Gala Gala. Masyarakat sekitar menyebutnya dengan nama Gua Gala Gala. Nama Gala Gala memiliki makna  sebagai perlindungan, kekuatan, dan Kemakmuran.
 
Goa yang memiliki kedalaman sekitar 25 meter berada di sebuah Pura Bernama Pura Langse di tepi Tukad Tlaga Waja, Arca Banjar adat Tegenan Kelod, Desa pakraman Tegenan Kecamatan Rendang Karangasem.
 
Di dalam Gua terdapat Tirta Pancaka Tirta yang berfungsi sebagai Pelukatan atau pembersihan, sedangkan pada bagian dinding Goa juga terdapat bubuk tanah berwarna hitam yang dipercaya bisa mengobati berbagai penyakit.
 
"Pada  saat dilaksanakan pembangunan banyak warga yang mengalami “kelinggihan” lalu mendapatkan petunjuk agar membangun sebuah Pura sebagai “Pengadegan” Ida Bhetara Antha Boga dan sebuah Tempat Pelukatan Tlagewaja,” Ujar Pemangku Sekaligus Bendesa Adat Tegenan Kelod I Wayan Suiji (55).
Konon Pura Langse ini merupakan gerbang “niskala” atau gaib menuju Pura Dalem Puri Besakih, sehingga banyak yang menyebut Pura ini dengan sebutan Pura Langse yang berarti gerbang, ada juga yang menyebutnya sebagai Pura Telagawaja dikarenakan pemedek yang hendak datang ke Besakih diharuskan melaksanakan pembersihan dahulu dengan Pelukatan Telagawaja di Kelebutan atau mata air yang ada di areal Pura tersebut.
 
Di mulut Goa Gala Gala terdapat dua buah pelinggih yaitu pelinggihan Ratu Mas Sri Amerta dan Pelinggihan Ide Bhetare Antha Boga. Wayan Suiji juga menuturkan, dahulu sekitaran tahun 1957, Gua Gala Gala pertama kali ditemukan oleh seorang petani secara tidak sengaja. Berawal dari seekor Bebek yang ia pelihara lepas, dikejarlah bebek itu. Kemudian bebek itu lari ke arah sebuah Gua dan diikuti oleh Petani itu.
 
Betapa terkejutnya petani itu saat memasuki Goa tersebut ia melihat genangan air yang menyerupai danau ada di dalam goa tersebut. 
 
Hingga pada tahun 2002 Setelah mendapat ”pawisik” atau petunjuk baru lah dilaksanakan pembangunan Pura Gua Gala Gala oleh masyarakat Banjar Adat Tegenan Kelod.
 
Banyak pemedek yang datang dari luar Karangasem seperti dari Gianyar, Kelungkung, Badung, Tabanan datang untuk “Nangkilang Hyang”  ( simbol leluhur) ada pula yang datang hanya sekedar Melakukan Pembersihan diri atau Melukat. "Pura Goa Gala Gala memiliki potensi wisata yang luar biasa” kata Camat Rendang I Wayan Mastra, SH.
 
Perencanaannya sudah ada tetapi lagi-lagi karena keterbatasan angaran dan pembebasan tanah di sekitar Goa Gala Gala menjadi kendala utama sehingga belum bisa sepenuhnya terrealisasi. Diharapkan kedepan ada dari pihak pemerintah untuk ikut serta dalam proses pengembangan potensi-potensi yang ada di Kecamatan Rendang, tegas I Wayan Mastra, SH. Senin (10/4) saat ditemui usai melaksanakan persembahyangan di Pura Besakih.

Reporter: bbn/sin



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami