search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Wisata Mata Air Suci Telaga Tista
Sabtu, 22 April 2017, 11:00 WITA Follow
image

bbcom

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Beritabali.com, Karangasem. Bebandem Karangasem miliki sebuah mata air “pingit” yang disebut dengan Telaga Tista. Letaknya di Dusun Abiantiing, Desa Jungutan, Bebandem, Karangasem. Tempat ini sendiri merupakan tempat pesiraman atau bejian Ide Batara Istri Pura Panti, Pura Puseh dan Pura Bangkak, sekaligus pesucian Ide Batara seluruh Dadia yang ada di sekitar Telaga Tista.  
 
Tempat ini kerap pula menjadi tempat wisata lokal. Ada pula yang menjadikan sumber mata air suci ini sebagai tempat melancaran ketika habis melaksanakan upacara Manusa Yadnya seperti “Metatah”.
 
[pilihan-redaksi]
“Mata Air suci dari Telaga Tista tersebut tidak pernah mengering meskipun musim kemarau dan tetap bisa mengaliri ribuan hektar sawah ditujuh subak dan juga untuk kebutuhan air di tujuh Desa adat yang berada dibawah aliran Telaga Tista tersebut di antaranya, Desa adat Macang, Bungaya, Asak, Perasi, Timbrah, Bugbug dan Juga Tenganan,” ujar Kelian Desa adat Sibetan I Wayan Subadra (75) didampingi Jro Mangku Pura Telaga Tista Gusti Mangku Nyoman Suwika, Rabu (19/4).
 
Di areal Telaga Tista juga terdapat Pura yang disebut Pura Telaga Tista. Pura ini menggelar upacara setiap setiap setahun dan 10 tahun sekali. Upacara yang dilaksanakan setiap setahun sekali disebut dengan Usaba Ketipat diampu oleh Desa Adat Sibetan selaku pengempon utama. 
 
Kemudian ada upacara yang dilaksanakan setiap 10 tahun sekali yang disebut Ngusaba Ketipat Agung dengan memakai sarana Kerbau. Saat pelaksanaan upacara ini, ketujuh Desa adat yang menggunakan air dari Telaga Tista datang untuk nunas tirta dan melakukan persembahyangan. Selain itu ketujuh Desa Adat tersebut juga kena Pengangge setiap 20 tahun sekali ketika dilaksanakan Ngusaba Bangkak di Pura Bangkak. Setiap desa Adat “pesonnya” (urunan) berbeda-beda. 
 
Sementara, bagi pelancong, Telaga Tista memiliki beberapa pantangan yang tidak boleh dilanggar seperti dilarang mengonsumsi daging sapi sebelum datang ke Telaga Tista. Namun, bagi pengunjung yang sudah terlanjur mengonsumsi sudah disediakan pelukatan oleh Jero mangku sebagai pembersihan sebelum memasuki areal Telaga Tista.
 
Selain itu jika ada upaka atau “naur sesangi” dengan sarana Babi tidak diperbolehkan dihaturkan naik ke Pura Telaga Tista hanya boleh dihaturkan dibawah. Hanya haturan yang memakai sarana  suci saja yang diperkenankan dipersembahyang di Pura tersebut seperti ayam, bebek, dan angsa. [igs/wrt]

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami