search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Seks Bebas Penyebab Utama Penularan HIV Aids di Buleleng
Kamis, 4 Januari 2018, 11:00 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Seks bebas menjadi penyebab utama penularan HIV Aids di Kabupaten Buleleng yang sebagian besar menyasar usia produktif. Bahkan penyebaran virus yang memastikan itu juga berdampak pada ibu rumah tangga (IRT) dan anak-anak.
 
Orang dengan HIV/Aids (ODHA) di Kabupaten Buleleng dari data yang dikumpulkan Yayasan Citra Usada Indonesia (YCUI) Buleleng hingga akhir tahun 2017 sebanyak 2.703 kasus yang sebagian besar diderita kalangan usia produktif, sisanya merupakan ibu rumah tangga (IRT) dan anak-anak.
 
Koordinator YCUI Kabupaten Buleleng, Made Ricko Wibawa, Rabu (3/1/2018) mengungkapkan, berdasarkan sejumlah kasus yang ditemukan, faktor utama penularan berawal dari seks bebas dan banyak berada di usia produktif, bahkan mengacu pada perkembangan yang terjadi, rata-rata peningkatan jumlah penderita antara 15 hingga 20 kasus per bulan.
 
"Kalau penderita anak-anak biasanya tertular dari orang tuanya, IRT bisa dari suami atau melakukan seks bebas dengan orang yang sudah tertular. Sehingga, jika diambil rata perbulannya mencapai antara 15 sampai 20 kasus. Untuk bisa menekan angka penderita ODHA, banyak hal yang sudah dilakukan diantaranya melalui kampanye seks aman maupun cek dini sebelum menikah. Itu untuk memastikan bebas dari virus mematikan itu," ungkap Ricko Wibawa.
 
Saat ini YCUI Buleleng tengah melakukan pendampingan terhadap 21 anak yang menderita ODHA. YCUI Buleleng awalnya merawat sebanyak 35 anak, namun 10 anak tidak bisa diselamatkan karena  sudah dalam kondisi terjangkit infeksi cukup parah. "Yang tersisa dari jumlah penderita ODHA dikalangan anak yang kami tangani sebanyak 21 anak. Ada pihak lain melakukan pendampingan, khusus yang kami rawat kondisi mereka cukup stabil. Kami rutin pantau pola hidup sehat mereka, untuk memastikan kesehatan mereka secara umum," papar Ricko.
 
Meski YCUI sudah mengetahui data kasus penderita ODHA di Buleleng selama ini, namun masih belum mendapatkan update data terbaru dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Buleleng terkait jumlah penderita ODHA terutama yang diidap oleh IRT. Padahal YCUI Buleleng mempunyai perjanjian dan komitmen menggunakan sumber data dari Dinkes Buleleng.
 
"Dinas Kesehatan Buleleng hingga tahun 2017 belum rilis data soal jumlah penderita ODHA dari kalangan ibu rumah tangga. Data terakhir yang kami punya tahun 2014 yang angkanya ada dikisaran 600 penderita. Angka ini, jelas bisa saja bertambah sesuai perkembangan yang mengalami peningkatan sampai 2.703 penderita," papar Ricko yang juga aktif melakukan pendampingan terhadap anak-anak dalam kasus hukum.
 
 
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan menyebutkan, dari 2.703 kasus penderita ODHA di Buleleng, 50 persen merupakan penderita dari usia produktif. HIV Aids juga diidap kalangan ibu rumah tangga (IRT) dan menempati urutan kedua yang paling rentan tertular selain anak-anak. 

Reporter: bbn/gnr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami