Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan

Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Bantah Prostitusi Terselubung, Karaoke 888 KTV Merasa Dijebak
Rabu, 11 April 2018,
22:40 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Denpasar. Manajemen Karaoke Keluarga 888 KTV yang terletak di Lantai 1-3 Hotel Berry Glee di Jalan Raya Kuta akhirnya angkat bicara, Rabu (11/4). Pihak manajemen 888 KTV merasa dijebak dan menyatakan tidak ada prostitusi terselubung di tempat karaoke tersebut.
Dalam keterangan pers sekaligus hak jawab, yang berlangsung di aula lantai dua Triple Eight (888), KTV, Rabu, kuasa hukum 4 Filar Law Office, Tjokorda Alit Budi Wijaya, bersama rekan-rekan menegaskan bahwa kliennya pihak Triple Eight dijebak.
[pilihan-redaksi]
Sehubungan dengan pemberitaan di media mengenai penggerebekan 888 KTV yang diduga terkait prostitusi terslubung itu, pihaknya menyebut bahwa 888 KTV merupakan lini usaha dari PT Haina Baichuan Indonesia yang bergerak di bidang karaoke keluarga yang terletak di Lantai I sampai 3 Hotel Berry Glee di Jalan Raya Kuta.
888 KTV bukan merupakan bagian dari management Hotel Berry Glee, tetapi Karaoke Triple Eight hanya menyewa tempat untuk usaha karaoke tersebut dari Hotel Berry Glee.
“Ya benar Sabtu dini hari tanggal 7 April 2018 sekitar pukul 00.30, 888 KTV digeledah dan dilakukan penangkapan serta penahanan terhadap 12 Orang Karyawan dan Staf kami oleh Satuan Reskrim Unit V Judi dan Asusila Polresta Denpasar,” beber Tjokorda Alit Budi.
Kejadian tersebut bermula dari 3 orang tamu yang menginap di Hotel Berry Glee yaitu di kamar nomor 3203 dan 3211 (check in pada tanggal 6 April 2018 dan check our pada tanggal 7 April 2018). Salah satunya diduga anggota kepolisian berinisial KM, datang ke 888 KTV untuk karaoke.
"Mereka diterima oleh Karyawan kami inisial FS yang merupakan salah satu koordinator pemandu lagu 888 KTV (Papi) dan kemudian memilih beberapa pemandu lagu untuk menemani mereka karaoke, yaitu inisial NA, RS, dan JL,"jelasnya.
Sepanjang karaoke, para tamu karaoke ini terus mencekoki FS dan para pemandu lagu dengan minuman beralkohol tinggi (dibuat mabuk), sedangkan para tamu hanya minum bir sekadarnya saja.
Kemudian salah 1 tamu, yaitu KM awalnya bertanya kepada "Papi" karaoke, apakah di 888 KTV menyediakan narkoba? Kata "Papi" tempat tersebut merupakan karaoke keluarga dan tidak ada barang-barang itu.
Pihak manajemen juga memberikan kesempatan kepada FS untuk menceritakan kronologis saat berada di dalam room atau ruang karaoke. "Papi" karaoke mengaku bahwa ladies atau wanita pemandu lagu dan dirinya diberi minuman alkohol sebanyak-banyaknya sehingga dirinya pun ikut mabuk berat.
Setelah itu, KM kembali bertanya kepada "Papi" karaoke, apakah pemandu lagu dapat di BO (booking out) atau diajak kencan? Dijawab bahwa di tempat tersebut pemandu lagu (PL) tidak bisa di Booking out atau booking order (BO).
Karena dipaksa, "papi" memastikan lagi dan bertanya kepada pemandu lagu yakni kepada RS dan JL.
“BO itu tak selamanya yang negatif. Mungkin jalan-jalan keluar, bercerita dan mencari makan. Setelah ditanyakan ke para pemandu lagu, dua diantaranya menyanggupi lalu disampaikan kepada KM bahwa dua PL bisa dibawa,” tutur "Papi" kepada awak media.
Setelah itu, KM lalu bertanya kepada "Papi" apakah menyediakan alat kontrasepsi (kondom), papi lalu menjawab tidak ada menyediakan alat kontrasepsi karena memang 888 KTV tidak menyediakan layanan prostitusi. KM kemudian menyuruh Papi membeli alat kontrasepsi, nanti uangnya diganti.
“Saya kan sudah mabuk, dan aku kira kalau dipaksa untuk melayani oknum pria hidung belang maka ladiesnya akan menolak. Tenyata PL pun dipaksa melakukan hal itu,” ucap "Papi" karaoke.
Usai membeli alat kontrasepsi, KM memilih NA, sementara temannya dengan JL. NA menolak, tetapi KM memaksa NA dengan cara menarik tangan wanita ini untuk ikut dengannya ke kamar No.3203 Hotel Berry Glee.
Dalam jumpa pers ini, pihak manajemen juga mendatangkan NA untuk menceritakan hal pahit yang dialaminya. “Aku nggak menyangka, KM menarik aku dengan cara paksa keluar dari room. Aku tak sangka dipaksa ke kamar. Aku dalam keadaan mabuk. Ternyata ke kamar hotel. Aku sudah nggak mau masuk namun ditarik secara paksa,” tuturnya.
Dengan menggunakan topeng dan masker, NA bicara dan mengaku bahwa sesampainya di kamar, dirinya disuruh mandi dan bersih-bersih badan, tetapi NA hanya buang air kecil. Setelah itu, ia didorong ke ranjang, lalu KM membuka pakaiannya satu persatu lalu melakukan hal tak senonoh itu.
Usai berhubungan badan, NA disuruh mandi dan bersih-bersih badan lagi, rupanya KM minta berhubungan badan lagi, NA pun menolak dan ingin pulang. “Dia maksa lagi untuk berhubungan badan lagi tapi saya menolak dengan keras,” beber NA sambil menangis.
Tidak lama kemudian Satuan Reskrim Unit V Judi dan Asusila Polresta Denpasar, Bali mengetuk pintu kamar No.3203 Hotel Berry Glee dan menangkap NA berikut barang bukti berupa kondom, begitu juga yang terjadi dengan JL yang berada di kamar 3211 bersama oknum yang hingga saat ini tidak kami ketahui identitasnya yang diduga kuat oknum polisi.
Setelah itu Satuan Reskrim Unit V Judi dan Asusila Polresta Denpasar, Bali bergerak ke 888 KTV dan mengambil semua uang pembayaran room karaoke di kasir yang sebelumnya KM bayarkan ke 888 KTV sebagai barang bukti. “Kemudian mereka membawa beberapa pemandu lagu dan para karyawan 888 KTV ke Polresta Denpasar,” bebernya.
Lanjut kuasa hukum, Tjokorda Alit, Senin 9 April 2018 sekitar pukul 14.00, petugas datang ke hotel mengambil sprei sebagai barang bukti diduga asal ambil seprei, dan ini merupakan keganjilan lainnya dalam kasus ini. Bagaimana mungkin sprei yang bukan digunakan pada saat penggerebekan dijadikan sebagai barang bukti.

“Keterangan ini kami peroleh dari salah satu front office Hotel Berry Glee yang bertugas pada saat itu,” tuturnya.
Ia mengatakan bahwa langkah ke depan pihaknya akan mengikuti aturan main pihak Polresta Denpasar. Jika tidak sesuai proses hukumnya maka tak segan-segan pihaknya akan melakukan pra peradilan.
“Sampai saat ini LC-LC masih sebagai saksi, nggak ada yang tersangka kok. Tapi di beberapa media menuliskan bahwa para LC yang diamankan sudah jadi tersangka dan dikutip dari keterangan Kasat. Kami sangat sayangkan itu,” katanya.
[pilihan-redaksi2]
Lagi katanya, hotel dan karaoke beda manajemen dan peristiwa yang terjadi buka di karaoke melainkan di hotel. “Ya kami dijebak. Kenapa sang laki-laki hidung belang itu tidak diperiksa melainkan hanya cewek-cewek ini yang diperiksa. Kami juga rencananya meminta bayaran kepada beberapa tamu itu karena uang diamankan oleh polisi. Kami tahu dengan jelas orang-orang itu, CCTV ada kok,” tutupnya.
Polisi Bantah Jebak
Dikonfirmasi terpisah, Kanit V Judi dan Asusila Jusil Polresat Denpasar, Iptu Picha Armedi mengatakan bahwa sampai saat ini pihaknya masih melakukan pengembangan. Pica pun hanya tersenyum ketika dikonfirmasi bahwa apa benar ada indikasi jebakan dalam penggerebekan itu?
“Hehehe, terserah apa kata mereka, intinya tempat karaoke satu bangunan dengan hotel dan juga dari pengembangan sementara sang "Papi" sudah dijadikan tersangka, wanita-wanita itu masih sebagai saksi. Ini akan terus dikembangkan,” singkatnya ketika ditemui wartawan di lingkungan Polresta.
Kapolresata Denpasar Kombespol Hadi Purnomo mengaku bahwa tidak ada istilah jebak menjebak. Penggerebekan itu murni dari hasil penyelidikan anggota di lapangan dan berdasarkan informasi dari masayarakat.
“Di sana kan anggota menyamar, apakah tempat prostitusi atau bukan. Buktinya kok dengan jelas. Nggak ada paksaan kok, terserah itu hak mereka melakukan pembelaan. Ke depan kami akan memeriksa semuanya sebagai saksi, kami panggil juga manajemen. Termasuk ijin, jika tidak ada maka, ha ha ha,” tutup Kapolresta. [bbn/maw/psk]
Berita Premium
Reporter: bbn/maw
Berita Terpopuler
01
02
03
04
05
Bajang Karangasem Tewas Tertabrak Truk di Depan Depo Pertamina Antiga
Dibaca: 3221 Kali
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu
Senin, 22 September 2025

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama
Sabtu, 20 September 2025

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Sabtu, 23 Agustus 2025

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
Jumat, 30 Mei 2025

29 Pasangan Ikuti Nikah Massal di Pengotan
Kamis, 15 Mei 2025