Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan
Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Cak SMAN 1 Gianyar dan SMAN 2 Semarapura, "Enjoy" Dapat Kenikmatan Budaya
                                
                                    Minggu, 9 September 2018,
                                    22:50 WITA
                                
                                                                                                
                                    
                                         Follow
                                    
                                
                                                            
                            
                                    
                                        IKUTI BERITABALI.COM DI
                                        
                                          GOOGLE NEWS
                                        
                                    
                                
                                                                                                                                                                                                    
                            BERITABALI.COM, DENPASAR.
	Beritabali.com,Denpasar. “Mereka ini betul-betul enjoy melakukannya itu yang harus kita catat. Kalau mereka sudah enjoy itu artinya mereka sudah membekali diri mereka dengan kenikmatan budaya,” jelas I Wayan Dibia selaku pengamat seni dalam gelar Bali Mandara Nawanatya III, saat ditemui Sabtu malam (8/9).
	[pilihan-redaksi]
Meski garapan cak kedua sekolah ini (SMAN 1 Gianyar dan SMAN 2 Semarapura-red) belumlah sempurna, namun sebagai pengamat seni Dibia melihat jelas pancaran kenikmatan berkesenian dari para pelajar yang menampilkan parade cak pada Bali Mandara Nawanatya III di Panggung Terbuka Ardha Candra Taman Budaya, Denpasar.
Meski garapan cak kedua sekolah ini (SMAN 1 Gianyar dan SMAN 2 Semarapura-red) belumlah sempurna, namun sebagai pengamat seni Dibia melihat jelas pancaran kenikmatan berkesenian dari para pelajar yang menampilkan parade cak pada Bali Mandara Nawanatya III di Panggung Terbuka Ardha Candra Taman Budaya, Denpasar.
	SMAN 2 Semarapurayang tampil membawakan cak bertajuk Warah Weruh menceritakan kisah Sumambang yang menjadi antek dari Walanata Ing Dirah dengan kesaktian jahatnya melawan anak Mpu Baradah yakni Swagandu. Sumambang dengan kesaktian jahatnya justru terbunuh karena apa yang dimilikinya selama ini yakni kegelapan dan kejahatan. 
	A.A Sagung Mas Ruscita Dewi (pengatam seni Bali Mandara Nawanatya) berujar garapan kecak SMAN 2 Semarapura memiliki cerita yang terlalu mendominasi, “Cak dalam bentuk formasi belum tergarap maksimal, opening dan endingnya kurang greget, alurnya juga monoton,” tambah Mas mengkritisi. 
	Tak hanya dari Gianyar, parade cak yang dikhususkan untuk para pelajar Sekolah Menengah Atas ini pun diisi pula oleh SMAN 1 Gianyar. Tutur Katuturang menjadi tajuk garapan kecaknya. Menceritakan kisah empas dan angsa yang ingin pindah tempat karena dilanda kekeringan, yang diakhiri dengan petaka si empas yang harus rela diserbu anjing karena tak tahan saat dihina. 
	Melihat garapan dari SMAN 1 Gianyar, Mas pun mengungkapkan garapan ini lebih dinamis dengan caknya kuat walaupun tari masih mendominasi. “Hanya kurang formasi dan kurang dikasih istirahat, full sekali caknya untung mereka kuat, dan nampak menikmati dan bahagia,” jelas Mas.
	Pengakuan senada pun turut diungkapkan Dibia. “Kalau untuk yang dua-duanya ini ya kok agak verbal jadinya jadi terlalu banyak dialog, musiknya jadi berkurang,” terang Dibia. Dari musik yang mendominasi hingga cak yang menjadi sendratari harus diwaspadai kedua penampil. Namun, mengesampingkan semua itu Dibia melihat wajah-wajah kebahagiaan kedua sekolah ini dalam menarikan kecak. 
	[pilihan-redaksi2]
“Coba bayangkan kalau ini hilang, Nawanatya ini hilang anak-anak ini kapan mereka bisa diapresiasi begini. Yang main 150 yang berapresiasi 1 sekolah,” ucap Dibia dengan gurat wajah serius.
“Coba bayangkan kalau ini hilang, Nawanatya ini hilang anak-anak ini kapan mereka bisa diapresiasi begini. Yang main 150 yang berapresiasi 1 sekolah,” ucap Dibia dengan gurat wajah serius.
	Kedua sekolah ini memang belum mempersembahkan secara total garapan kecaknya. Tapi bagi Dibia intinya wajah kebahagiaan anak-anak dalam berkesenian adalah yang utama. “Kalau mereka terpaksa mungkin dalam hatinya akan ada penolakan. Tapi kalau mereka enjoy seperti itu kan ada pengisian sendiri dalam diri mereka,” ungkap Dibia. Tak hanya itu, Dibia pun mengamati terdapat proses internal yang bisa dilihat dalam diri anak-anak. “Semangatnya bagus,” tambah Dibia seraya berlalu. (bbn/rls/rob)
Berita Premium
                                                                                    
                                                                                    
                                                                                    
                                                                                    
                                                                                    
                                                                                                            Reporter: bbn/rls
Berita Terpopuler
                    01
                    
                
				
                    02
                    
                        
                
				Gudang BRI Ubud Ambruk Akibat Longsor
Dibaca: 761 Kali
                    03
                    
                        
                
				Pedagang Pasar Kumbasari Cemas Tukad Badung Meluap Lagi
Dibaca: 714 Kali
                    04
                    
                        
                
				Salak Karangasem Resmi Jadi Warisan Pertanian Dunia versi FAO
Dibaca: 659 Kali
                    05
                    
                        
                
				Halloween di Bandara Ngurah Rai Usung Mitologi Bali
Dibaca: 654 Kali
ABOUT BALI
					Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu
						    Senin, 22 September 2025
						
					
					Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama
						    Sabtu, 20 September 2025
						
					
					Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda
						    Sabtu, 23 Agustus 2025
						
					
					Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
						    Jumat, 30 Mei 2025
						
					
					29 Pasangan Ikuti Nikah Massal di Pengotan
						    Kamis, 15 Mei 2025