Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan
Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Nawanatya, Menyentuh Rasa Generasi Muda
                                
                                    Minggu, 23 September 2018,
                                    17:20 WITA
                                
                                                                                                
                                    
                                         Follow
                                    
                                
                                                            
                            
                                    
                                        IKUTI BERITABALI.COM DI
                                        
                                          GOOGLE NEWS
                                        
                                    
                                
                                                                                                                                                                                                    
                            BERITABALI.COM, DENPASAR.
	Beritabali.com,Denpasar. “Anak-anak itu sebenarnya mampu, mereka tidak hanya bermain hp. Adanya Nawanatya inilah yang menyentuh rasa mereka,” ujar I Wayan Budamani dengan gurat wajah serius. Sebagai seorang pembina Budamani tak menuntut kesempurnaan, namun sentuhan rasa kebahagiaan berkesenian adalah yang utama.
	[pilihan-redaksi]
Budamani yang menjadi pembina garapan Cak SMAN 1 Tegalalang ini membina 156 orang siswa dalam kurun waktu 33 hari. Kesempatan menjadi penampil dalam Gelar Seni Akhir Pekan Bali Mandara Nawanatya III membuat Budamani tidak ingin main-main dalam menggarap.
Budamani yang menjadi pembina garapan Cak SMAN 1 Tegalalang ini membina 156 orang siswa dalam kurun waktu 33 hari. Kesempatan menjadi penampil dalam Gelar Seni Akhir Pekan Bali Mandara Nawanatya III membuat Budamani tidak ingin main-main dalam menggarap.
	“Yang kami angkat sekarang itu adalah tradisi khas Tegalalang yakni Ngerebeg,” jelas Budamani. Menurut Budamani, Ngerebeg merupakan sebuah tradisi yang sangat cocok diangkat sebagai sebuah kisah dalam cak. “Ada nyanyiannya, ada mesuryaknya, jadi saya pun melihat Ngerebeg ini tepat sekali diangkat menjadi garapan cak,” tambah Budamani. 
	Ngerebeg merupakan sebuah tradisi unik dari daerah Tegalalang yang dahulu bernama Kushara Jenggala. Suasana riuh dan riang gembira dipancarkan anak-anak, remaja, dan warga desa yang bermula dari kisah Ida Dwagung Made yakni putra mahkota kedua Dalem Sukawati yang mendapatkan pencerahan setelah bertapa untuk mendirikan sebuah pura dekat pohon beringin. 
	Sayangnya, para wong samar yang telah lama bersemayam di lokasi bakal pura pun merasa terusik dan akhirnya para wong samar pun turut dilibatkan dalam prosesi ritual pembuatan pura dan berdamai dengat umat manusia.
	Parade Cak yang kali ini pada Sabtu, 22 September 2018 seperti biasanya menghuni Panggung Terbuka Ardha Candra Taman Budaya, Denpasar disemarakkan oleh SMAN 1 Tegalalang dan SMAN 1 Abiansemal. Ngerebeg sendiri menjadi kisah kedua yang tampil. Keunikan garapan cak SMAN 1 Tegalalang terlihat pada pakem tradisi yang masih kental. Para penampil tak memiliki lakon khusus dengan kostum yang berbeda. Semuanya masih serentak dengan kain poleng (hitam dan putih-red) yang membalut para penari cak. 
	Para penari cak SMAN 1 Tegalalang memberikan kejutan dengan mewarnai punggung ditengah-tengah penampilan sebagai wujud dari kemunculan wong samar. Tak hanya itu, kemunculan barong landung yang dibuat siswa-siswi SMAN 1 Tegalalang sebagai wujud yang dipuja dalam pura dekat pohon beringin itupun menambah suasana mistis sekaligus semarak. Meski kental akan tradisi, namun menurut A.A Sagung Mas Ruscita Dewi sebagai pengamat Bali Mandara Nawanatya III menuturkan, tempo permainan garapan Ngerebeg ini pun masih cukup lambat. 
	“Karena ceritanya adalah upacara, maka banyak bagian dari adegan cak yg temponya lambat, tapi sangat inovatif,” jelas Mas Ruscita. Bagi Mas, garapan dari SMAN 1 Tegalalang perlu meningkatkan permainan bunyi dan kedinamisannya.
	Sebelumnya, SMAN 1 Abiansemal yang menjadi penampil pertama membawakan garapan cak bertajuk Sunda Upasunda. “Kisah ini memang tidak asing, hanya saja kami ingin mengungkapkan yang benar bahwa inilah kisah Sunda Upasunda yang sebenarnya,” jelas Ida Bagus Nyoman Mas selaku penata cak SMAN 1 Abiansemal. Sebelumnya, tak sedikit masyarakat yang terpelintir dengan kisah ini. 
	[pilihan-redaksi2]
Sunda Upasunda yang merupakan saudara dari kaum raksasa ini pun sejatinya digoda oleh para bidadari saat mereka mabuk, bukan saat bertapa. Kebenaran inilah yang ingin disampaikan oleh SMAN 1 Abiansemal. Berbeda dengan SMAN 1 Tegalalang, SMAN 1 Abiansemal memiliki lakon khusus yang dibalut dengan kostum tertentu sesuai perannya. Sehingga emosi yang mengalir dalam garapan Cak Sunda Upasunda pun sangat terasa. “Bagaimana dia membagi alur permainan bunyi, lambat, cepat, sedang, dan emosinya pun juga terasa,” terang Mas Ruscita mengomentari garapan SMAN 1 Abiansemal.
Sunda Upasunda yang merupakan saudara dari kaum raksasa ini pun sejatinya digoda oleh para bidadari saat mereka mabuk, bukan saat bertapa. Kebenaran inilah yang ingin disampaikan oleh SMAN 1 Abiansemal. Berbeda dengan SMAN 1 Tegalalang, SMAN 1 Abiansemal memiliki lakon khusus yang dibalut dengan kostum tertentu sesuai perannya. Sehingga emosi yang mengalir dalam garapan Cak Sunda Upasunda pun sangat terasa. “Bagaimana dia membagi alur permainan bunyi, lambat, cepat, sedang, dan emosinya pun juga terasa,” terang Mas Ruscita mengomentari garapan SMAN 1 Abiansemal.
	Pada akhirnya semua kembali pada penuturan Budamani diawal. Bukan sebuah kesempurnaan garapan yang menjadi acuan. Rasa semangat berkesenian, kegembiraan, dan kecintaan akan budaya justru menjadi kunci utamanya. Nawanatya yang menjadi sebuah wadah berbagi rasa inilah diharapkan keberlanjutannya agar selalu dapat memberikan sentuhan ‘rasa’ itu. (bbn/rls/rob)
Berita Premium
                                                                                    
                                                                                    
                                                                                    
                                                                                    
                                                                                    
                                                                                                            Reporter: bbn/rls
Berita Terpopuler
                    01
                    
                
				
                    02
                    
                        
                
				Gudang BRI Ubud Ambruk Akibat Longsor
Dibaca: 754 Kali
                    03
                    
                        
                
				Pedagang Pasar Kumbasari Cemas Tukad Badung Meluap Lagi
Dibaca: 712 Kali
                    04
                    
                        
                
				Salak Karangasem Resmi Jadi Warisan Pertanian Dunia versi FAO
Dibaca: 657 Kali
                    05
                    
                        
                
				Halloween di Bandara Ngurah Rai Usung Mitologi Bali
Dibaca: 651 Kali
ABOUT BALI
					Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu
						    Senin, 22 September 2025
						
					
					Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama
						    Sabtu, 20 September 2025
						
					
					Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda
						    Sabtu, 23 Agustus 2025
						
					
					Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
						    Jumat, 30 Mei 2025
						
					
					29 Pasangan Ikuti Nikah Massal di Pengotan
						    Kamis, 15 Mei 2025