search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Divonis 6 Tahun, Pria Asal Sumba Terlibat Kasus Aborsi Ciumi Bayinya Usai Sidang
Kamis, 25 Oktober 2018, 19:40 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com,Denpasar. Melky (23) pria asal Sumba NTT yang menghamili adik dari kekasihnya sendiri divonis hakim di Pengadilan Negeri Denpasar selama 6 tahun penjara. Sementara itu usai jalani persidangan, terdakwa terus menciumi bayi yang baru 3 bulan terlahir dari rahim kekasihnya yang tidak lain kakak korban.
 
[pilihan-redaksi]
Kasus ini sebelunya sempat menggemparkan warga pererenan Mengwi Badung, lantaran ada temuan jasad orok yang dimasukan ke dalam ember dan disimpan di lemari pakaian selama 3 bulan. Majelis Hakim yang diketuai I Wayan Kawisada, tidak hanya mengganjar hukuman pidana penjara tetapi juga pidana denda sebesar Rp1 miliar dan subsider selama 3 bulan penjara.
 
Putusan ini setidaknya dua tahun lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Erik yang mengajukan sebelumnya selama 8 tahun.
 
"Menyatakan terdakwa terbukti bersalah sebagamana diaebutkan dalam pasal Pasal 81 ayat (1) jo pasal 76 d UU 35 tahun 2004 tentang perlindungan anak. Menjatuhkan hukuman pidana penjara selama 6 tahun," demikian amar putusan yang dibacakan di ruang sidang SARI.
 
Disebutkan dalam perkara ini, antara terdakwa dengan korban AN (17) tinggal dalam satu kamar kos di  Banjar Jempinis, Mengwi. "Dalam kamar itu selain terdakwa dan korban juga tinggal kekasih terdakwa yang juga kakak kandung dari korban," terang Ibu Erik selaku Jaksa.
 
Singkat cerita terjadi hubungan cinta segitiga diantara hubungan Terdakwa dan kedua wanita kakak beradik. Ironisnya, saat itu kekasih dari terdakwa dalam keadaan hamil besar sekitar sudah 7 bulan mengandung.
 
Tanpa sepengetahuan kakak kandungnya, korban yang mengaku di bawah tekanan terdakwa hanya bisa pasarah disetubuhi hingga hamil. Kehamilan korban akhirnya terkuak juga, namun kakak korban tidak bisa berbuat apa-apa lantaran saat itu juga mengandung dari hasil hubungan dengan terdakwa.
 
[pilihan-redaksi2]
Saat itu, mereka memutuskan untuk menggugurkan kandungan korban dengan meminum ramuan. Ironisnya orok yang terlahir itu dibungkus dan dimasukkan ke dalam ember yang ditimbun pasir untuk kemudian disimpan di dalam almari pakaian di kamar kos.
 
Selang tiga bulan kemudian kasus ini terkuak lantaran korban merasa tidak tenang dan menceritakan kepada kerabatnya hingga berlanjut ke pihak Polres Badung. Ketiganya diamankan untuk dilakukan penyidikan pada 20 Juni, lalu. Terdakwa sendiri dijerat pasal berlapis yaitu melakukan tindakan pencabulan dan tindakan memaksa seseorang melakukan aborsi. (bbn/maw/rob)

Reporter: bbn/maw



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami