Akun
guest@beritabali.com

Beritabali ID:


Langganan
logo
Beritabali Premium Aktif

Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium




Oleh-Oleh Khas Bali atau Tiongkok?

Kamis, 4 April 2019, 09:14 WITA Follow
Beritabali.com

bbn/ilustrasi/akurat.co

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Setelah sempat mereda, informasi soal oleh-oleh khas Bali namun buatan Tiongkok yang dijual kepada wisatawan asing, kembali muncul ke permukaan. 
 
[pilihan-redaksi]
Meski sudah dilarang Pemerintah Daerah Bali, ternyata praktek ini masih ada. Pemda Bali kembali diminta untuk bertindak tegas dan menelusuri keberadaan toko oleh-oleh yang menjual produk buatan Tiongkok atau China kepada wisatawan asing yang berlibur ke Bali. Informasi masih adanya produk oleh-oleh buatan Tiongkok yang dijual di Bali ini antara lain datang dari pengelola perusahaan oleh-oleh Latex di Bali, di kawasan Jimbaran, Badung. 
 
Menurut informasi tersebut, masih ada toko oleh-oleh yang menjual barang yang bukan asli dari produk lokal namun buatan Tiongkok. Toko oleh-oleh tersebut hanya berkedok menjual sebagian produk lokal, tetapi dominan produk yang dijual ternyata bukan dari produk buatan Indonesia.
 
Tempat tidur latex adalah salah satu produk oleh-oleh yang diincar oleh wisatawan luar negeri karena Indonesia merupakan produsen bahan baku latex terbesar di Asia saat ini. Kebutuhan akan hidup yang sehat dari kualitas tidur yang nyenyak dan nyaman menjadi prioritas wisatawan asing yang membeli oleh-oleh jenis ini.
 
Dalam kasus oleh-oleh Latex ini, upaya penertiban toko oleh-oleh yang menjual produk buatan asing (Tiongkok) sangat penting dilakukan karena merupakan bentuk perlindungan bagi keberadaan produk produk buatan lokal. Juga memberikan edukasi kepada wisatawan untuk membeli barang yang asli dari lokal atau Indonesia. 
 
Dengan membeli produk asli buatan lokal, wisatawan juga mendapatkan pengembalian uang dari pajak pertambahan nilai (PPN) atau Value Added Tax (VAT) refund dengan syarat harus menggunakan baik secara tunai dengan mata uang rupiah atau bertransaksi lewat aplikasi pembayaran elektronik seperti Alipay atau Wechatpay yang sudah resmi menggunakan rupiah. Karena hanya lewat mata uang rupiah  VAT Refund bisa dimanfaatkan untuk pengembalian pajak. 
 
[pilihan-redaksi2]
Hal ini dimaksudkan sebagai langkah untuk menambah devisa negara dan mencegah perputaran uang langsung ke luar negeri. VAT Refund merupakan program dari pemerintah untuk mendorong daya beli wisatawan mancanegara belanja produk lokal khusus bagi usaha yang memang menjual produk lokal yang berkualitas. 
 
Langkah Pemda Bali sebelumnya yang telah melakukan pembenahan tata kelola industri pariwisata di Bali dengan memberantas mafia pasar Tiongkok yang berkedok usaha pariwisata seperti travel dan toko art shop (oleh-oleh), tentu harus diapresiasi. Namun pengusaha toko oleh-oleh yang menjual produk buatan lokal meminta agar pemda melakukan pembenahan pariwisata di Bali dengan lebih sempurna, yakni dengan menelusuri toko-toko oleh-oleh yang menjual produk yang bukan asli produk dari Indonesia.
 
Pemerintah daerah Bali agar melakukan penertiban kembali terhadap usaha pariwisata yang terindikasi membeli produk lokal hanya sebagai "topeng", namun dicurigai masih sebagian besar menjual produk dari luar seperti produk buatan Tiongkok atau China. [bbn/editorial beritabali.com/psk]
Beritabali.com

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami