Gerindra Komplain Migrasi Suara, Ketua KPU NTB Ogah jadi 'Tukang Cuci Piring'
Minggu, 12 Mei 2019,
23:45 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Beritabali.com. Lombok. Hari keenam Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Penghitungan suara Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (12/5) berlangsung alot.
[pilihan-redaksi]
Pleno yang beberapa kali jeda dan masih berlangsung hingga tengah malam ini, diisi aksi protes saksi dari partai Gerindra yang komplain soal migrasi suara.
Pleno yang beberapa kali jeda dan masih berlangsung hingga tengah malam ini, diisi aksi protes saksi dari partai Gerindra yang komplain soal migrasi suara.
Adapun komplain dari saksi partai Gerindra ini adalah migrasi suara antar caleg, yang terjadi di Kecamatan Batukliang dan Pujut Lombok Tengah.
Juga adanya penggelembungan suara caleg dari partai Golkar dibahas dalam pleno yang berlangsung hingga tengah malam itu. Menyoal keterangan para saksi masing-masing partai yang tidak disertai alat bukti, Ketua KPU NTB, Suhardi Soud menegaskan tidak boleh berasumsi.
[pilihan-redaksi2]
"Kalau seperti ini masalahnya, perlu dipertanyakan fungsi saksi-saksi. Tidak noleh berasumsi Karena komplain itu harus diselesaikan di tingkat kabupaten," tegas Suhardi, sembari menekankan para saksi untuk mengikuti dan memahami mekanisme yang ada.
"Kalau seperti ini masalahnya, perlu dipertanyakan fungsi saksi-saksi. Tidak noleh berasumsi Karena komplain itu harus diselesaikan di tingkat kabupaten," tegas Suhardi, sembari menekankan para saksi untuk mengikuti dan memahami mekanisme yang ada.
Ditegaskan Suhardi, bahwa KPU itu bukan 'tukang cuci piring'. "KPU jangan jadi tukang cuci piring. Cuci piringnya cukup di tingkat kabupaten," kata Suhardi, yang kemudiahn men-skors rapat pleno, untuk kemudian lanjut berlangsung hingga tengah malam.
Penjagaan berlapis dari Polda NTB dan Polres Mataram, serta TNI mengamankan luar dan dalam area hotel Lombok Raya, tempat rapat pleno rekapitulasi suara berlangsung. Hingga berita ini diturunkan, penjagaan dan pengamanan ketat masih berlangsung karena pleno belum mufakat.
(bbn/lom/rob)
Reporter: bbn/lom