Skripsi Angkat Pendidikan Hindu Anak Tuna Grahita, Suka Sekali dengan Tantra
Senin, 3 Juni 2019,
12:33 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Denpasar. Mengambil skripsi berjudul "Penerapan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu Pada Siswa Sekolah Dasar Kelas VI Sekolah Luar Biasa SLB/C Tuna Grahita N 1 Badung", mahasiswa asal Solo, Andri Asanto memperdalam pengetahuan tentang Hindu di UNHI ingin menggunakan ilmunya agar berguna untuk sesama umat hindu.
[pilihan-redaksi]
"Dan dengan belajar agama hindu di UNHI, kedepannya ilmu yang saya dapatkan bisa berguna untuk sesama umat hindu. Baik itu di Jawa atau di di Bali," ujarnya.
"Dan dengan belajar agama hindu di UNHI, kedepannya ilmu yang saya dapatkan bisa berguna untuk sesama umat hindu. Baik itu di Jawa atau di di Bali," ujarnya.
Ia menjelaskan pemilihan judul dalam skripsi itu dilatarbelakangi keponakannya yang seorang tuna grahita mendapatkan tempat yang dianggap tidak tepat di sekolah biasa. Hal ini lantaran kemampuan menerima pelajaran lemah, selain itu keponakannya menderita Hydrocepalus (kepala membesar) lebih besar dari ukuran kepala orang dewasa.
Dari situlah, ia terketuk untuk meneliti tentang anak tuna grahita. Selain itu dirinya sering melihat di Bali banyak anak tuna grahita tidak bersekolah. Padahal mereka memiliki kemampuan dan bakat lain. Andri yang berasal dari Solo, Jawa Tengah itu berkeinginan untuk melanjutkan S2 sambil bekerja. Keinginannya besar juga untuk menjadi seorang guru agama.
"Itu tujuan utama saya mengambil pendidikan, karena saya melihat apa yg terjadi di jawa banyak umat yang makin menurun jumlahnya karena kurang kuat dalam meyakini ajaran hindu termasuk juga di Bali, Jadi saya berharap ilmu yang saya dapatkan bisa ditularkan kepada sesama. Dan untuk generasi hindu selanjutnya," tukasnya.
[pilihan-redaksi2]
Selama menempuh kuliah di UNHI, ada mata kuliah yang saya sangat ia sukai yaitu Tantra. Ia menyebut Tantra mengajarkan tentang pendekatan kepada ssang pencipta dengan cara yang berbeda. Dan tantra, lanjutnya, lebih banyak ke ritual-ritual seperti yang dilakukan oleh orang-orang kejawen terutama di Jawa Tengah.
Selama menempuh kuliah di UNHI, ada mata kuliah yang saya sangat ia sukai yaitu Tantra. Ia menyebut Tantra mengajarkan tentang pendekatan kepada ssang pencipta dengan cara yang berbeda. Dan tantra, lanjutnya, lebih banyak ke ritual-ritual seperti yang dilakukan oleh orang-orang kejawen terutama di Jawa Tengah.
"Banyak yang mengira tantra adalah hal yang negatif. Padahal Tantra itu kalau dipakai untuk membantu sesama, bisa menjadi kekuatan yang luar biasa. Itulah kenapa saya sangat tertarik dengan tantra. Seperti makanan lawar yang menggunakan darah. Itu bagian dari Tantra. Di jawa ada ritual besi panas dijilat, itu juga bagian dari tantra. Kurang lebihnya seperti itu. Saya sangat suka dengan mata kuliah ini," pungkasnya. (bbn/rob)
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: bbn/rob