search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Masimakrama Modal Memimpin Basarnas
Rabu, 5 Juni 2019, 11:16 WITA Follow
image

beritabali.com/Luh Sulastri

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Beritabali.com, Lombok.  Dalam sidak Kabaharkam Mabes Polri beberapa hari lalu ke Pelabuhan Lembar memantau arus mudik, ada sosok berseragam warna orange menarik perhatian. 
 
[pilihan-redaksi]
Diantara jajaran pejabat penting daerah NTB ikut mendampingi kunjungan dari pusat ini, sosok berseragam orange ini sangat penting karena dia selalu ada dan memberi pertolongan saat musibah datang. Melakukan Pencarian dan Pertolongan saat musibah datang, peran itulah yang diembang I Nyoman Sidakarya SH, orang nomor satu di jajaran Basarnas Mataram
 
Tak hanya di Pos pantau terpadu mudik Lebaran 2019 kali ini saja Nyoman Sidakarya nampak sibuk. Tapi hampir di setiap kejadian kegawatdaruratan (emergency), krama asal Munggu, Badung Bali ini selalu ada. 
 
 
Menjabat sebagai kepala BNPB Mataram (Basarnas) sejak 16 Nopember 2017, sudah banyak kejadian yang ditangan dilalui Nyoman Sidakarya beserta jajarannya. Yang paling berkesan dan menguras tenaganya adalah saat musibah alam, gempa Lombok 2018 lalu. 
 
"Disitulah, keringat dan air mata terkuras, demi misi kemanusiaan," tutur bapak dari tiga orang putri ini. 
 
Namun tak hanya saat kejadian luar biasa gempa bumi Lombok itu saja konsentrasi tinggi diperlukan. Bagi suami dari wanita bernama Ni Made Arsani ini, dalam setiap kejadian  peforma badan SAR harus maksimal.  "Demi misi dan visi serta tugas yang kami emban," sebut krama Bali kelahiran 14 Juli 1972 ini.
 
Sukses melaksanakan tugas kemanusiaan, menjadi kepuasan tersendiri bagi Nyoman Sidakarya. Mantan kepala SAR daerah Kupang yang hobi olahraga bulutangkis, futsal, dan  volly ini mengaku banyak suka duka, sejak tahun 1993 bergabung dengan tim SAR.
 
"Suka duka bekerja di Basarnas itu adalah tekanan dari pimpinan. Karena dituntut kedisiplinan, respon time,  peforma dan lain-lain," ujar lulusan Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati Denpasar. 
 
[pilihan-redaksi2]
Mesimakrama, wiweka, dan Mandara adalah moto hidup Nyoman Sidakarya. Ini pula yang menunjang karirnya menjaga kekompakan puluhan anak buahnya di Basarnas. Sebagai pimpinan pelaksana teknis non kementerian dibawah Dinas Perhubungan, pihaknya dituntut juga melakukan terobosan. 
 
Di pos pantau terpadu mudik Lebaran 2019, bersama dengan polisi dan TNI, Basarnas Mataram meluncurkan Rescue Boat 220 untuk memantau arus mudik. Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram yang dipimpin Nyoman Sidakarya menyiagakan kapal dan petahu karet bermesin di pelabuhan Lembar selama musim mudik berlangsung.
 
 
"Kapal ini disediakan untuk memberi pertolongan jika sewaktu-waktu diperlukan," tutup I Nyoman Sidakarya. (bbn/lom/rob)

Reporter: bbn/lom



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami