search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Staf Khusus Presiden Sebut Sampah Isu Strategis Nasional, Bukan Tingkat RT RW
Rabu, 14 Agustus 2019, 18:10 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Staf Khusus Presiden RI Diaz Hendropriyono menyebut persoalan sampah adalah isu nasional yang sangat strategis, bukan tingkat lokal atau RT RW karena berpotensi mengganggu cita-cita Indonesia sebagai negara maju.
 
[pilihan-redaksi]
Hal tersebut dikatakannya saat acara #Dengaryangmuda vol XVI #Dibuangsayang di Sanur, Denpasar, Rabu (14/8). Lebih lanjut, ia menjelaskan sampah merupakan bagian dari persoalan kesehatan terkait fokus bidang SDM yang akan dibangun Presiden Jokowi pada periode kedua setelah sebelumnya fokus pada infrastruktur. 
 
Hal ini menjadi penting, kata dia, persoalan sampah saat rapat Presiden tidak habis dibahas. Persoalan ini, menurutnya juga mengancam prediksi Indonesia sebagai ekonomi terbesar di dunia pada 2023 di peringkat keenam dan 2030 berada pada peringkat keempat. Berdasarkan data Kementrian Lingkungan Hidup (KLHK) tahun 2019 RI menghasilkan 67 juta ton sampah dengan rincian 60% atau 33,5 juta ton sampah organik dan 15% atau 10,05 juta ton sampah plastik. 
 
 
"jika tidak ditangani bersama akan menghambat pencapaian cita cita bangsa Indonesia sebagai negara maju nantinya," tandasnya.
 
Untuk itu, kata dia, masalah sampah perlu dibahas serius bersama terutama dalam diskusi ruang publik dengan mengajak anak muda atau milenial. Bercermin dari Negara lainnya seperti Rwanda, ia menjelaskan dengan berbagai upaya mampu merubah negara yang dulunya dikenal dengan peristiwa genosida pada tahun 1994, menewaskan 800 ribu orang kini menjadi kota yang bersih dan maju. 
 
Ia mengapresiasi melalui langkah Wali Kota Denpasar dengan kebijakannya tentang larangan penggunaan kantung plastik dan menggandeng komunitas yang bergerak dalam penanganan sampah mampu menghasilkan dampak yang signifikan dalam mengurangi jumlah sampah.
   
"Saya berharap kondisi di Denpasar nantinya dapat dijadikan role model dalam penanganan sampah bagi daerah lainnya," ujarnya.
 
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra menuturkan bersyukur disebut sebagai "role model" kota dalam menangani sampah, tetapi upaya ini, kata dia, adalah tuntutan untuk berkelanjutan. "Kalau berhasil bisa meningkatkan harkat dan martabat di tingkat nasional maupun global," sebutnya.
 
[pilihan-redaksi2]
Meski dengan tingkat keberhasilan mengurangi sampah secara signifikan, Rai Mantra menjelaskan kendala yang dihadapi Pemkot Denpasar adalah tolak ukur masyarakatnya untuk sadar tentang hidup bersih dan sehat. Tercatat dari data Pemkot Denpasar Toko Modern dan pusat perbelanjaan mengalami penurunan sampah plastik sebanyak 99,16 persen, di pasar rakyat 54,26 persen, Toko/warung sebanyak 86,36 persen.
 
Sementara itu, Program Manager Business Export & Development Organization (BEDO) Jeff Kristanto mengatakan fokus Bedo adalah bagaimana mengelola limbah dari sisi ekonomi kreatif. Salah satunya, kata dia, adalah dari segi tekstil karena Bali sangat dikenal dari produk tekstilnya. (bbn/rob)

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami