search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Penyakit Misterius Babi, Biosekuriti Ketat Harus Diterapkan
Rabu, 29 Januari 2020, 08:20 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.


Apapun penyakitnya, melihat pola kematian tinggi pada babi menyebar di beberapa kabupaten, ini pasti penyakit baru. 

[pilihan-redaksi]
Melihat pola kematian, penyakitnya ganas. Tanpa menyebut nama penyakitnya, biosekuriti ketat wajib dilaksanakan untuk wilayah dan kandang yang belum kena. Jadikan biosekuriti adalah budaya sehari-hari. 

Apapun penyebabnya, tindakan wajib dari pemerintah adalah penutupan wilayah atau kabupaten atau kecamatan atau desa. Babi hanya boleh beredar di wilayah itu. 

Sumber penularan antar wilayah dan antar kandang adalah transportasi babi, alat angkut, dan orang (pedagang, representatif perusahaan obat dan pakan, tukang tangkap, petugas kesehatan). 

Jangan beri ijin masuk kandang tanpa mandi, ganti baju, ganti sepatu/sandal, dan semprot desinfektan. Apapun penyakitnya babi mati jangan dikonsumsi. Babi yang sakit dan yang kontak jangan dipotong. 

Satu, itu membuat harga terjun bebas. Dua, itu membuat penyakit semakin tak terkendali. Tiga, semua agama mengajarkan agar hanya mengkonsumsi daging hewat sehat, bukan sakit, apalagi yang sudah jadi bangkai. 

Melihat pola penyebaran, tindakan laporan dini dan tindakan segera sudah sangat terlambat bagi daerah/desa tertular. Bagi daerah/desa belum tertular, lakukan deteksi dini dan tindakan segera. Demikian pewarah-warah saking titiang, pemerhati dan peneliti kesehatan hewan. 

Prof Ngurah Mahardika 
FKH Unud 

Reporter: bbn/opn



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami