search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Matanai Band Komit Seperti Matahari, Hibur Fans di Kala Suka Duka
Minggu, 16 Februari 2020, 10:00 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Bertepatan dengan hari kasih sayang, atau Valentine, Matanai Band merilis album kedua "Saling Gisi" di Pantai Muara Tangtu, Gianyar, pada Jumat (14/02/2020).

[pilihan-redaksi]
Band reggae yang menonjolkan instrumen rock blues sebagai karakter yang dipadupadankan dengan unsur etnik pada album kedua ini punya alasan menjadikan nama lagu "Saling Gisi" sebagai tema album.

"Kami sengaja memilih Saling Gisi untuk menggambarkan hubungan antar personil band dan fans yang memang terikat secara emosional," ujar Fard selaku basis dari band belum lama ini di Gianyar.

Bahkan untuk ilustrasi cover album pun, Matanai juga menggunakan simbol merah putih yang terlihat dijahit kembali sebagai simbol agar mempunyai rasa memiliki negeri yang rentan diganggu dengan isu SARA.

Sedangkan tentang perbedaan isi album kedua ini, Ketut Tangtu (vokal) menuturkan kali ini dengan total 9 lagu yang terdiri 5 lagu bahasa Indonesia, 4 lagu bahasa Bali, lebih menambahkan unsur etnik seperti gamelan, genjek atau kecak untuk dikolaborasikan. Hal ini yang membedakannya dengan band reggae Bali lainnya.

Sebelumnya band yang dengan personil Putu Lelut (Keyboard), Kadek Herman (Gitar 1), Kadir (gitar 2), Farad (bass), Ketut Tangtu (vokal), Agus Kichten (Drum) ini meluncurkan album pertama pada 21 April 2014 lalu dengan judul "Rencana Tuhan".

Sehingga, butuh proses 6 tahun untuk menelurkan album kedua pada tahun ini. Tut Tangtu mengakui kesibukan masing-masing personil dan tidak mematok target untuk kehadiran album baru menjadi alasan rentang jeda yang terkesan lama. Yang penting, menurutnya mereka tetap berkarya demi menghibur para fans dan tidak manargetkan untuk jumlah kuantitas album.

Band yang terbentuk dari tongkrongan para personil yang datang dari berbagai genre musik ini pada 9 September 2012 lalu mengaku prinsipnya dalam bermusik adalah menghibur para fans. 

"Entah mereka di kala susah atau mendapat masalah atau senang musik kami menghibur teman-teman seperti filosofi nama band yang terinspirasi dari matanai (matahari) menyinari siapun, tanpa memilih," jelasnya.
 

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami