Bakal Terjadi 180 Kehamilan per Bulan di Masa Pandemi, Ini Langkah BKKBN Bali
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali mencatat di bulan April dari 554.367 kepesertaan KB sekitar 18.000 lebih pasangan usia subur (PUS) berpotensi untuk terjadi kehamilan sekitar 20 per bulan. Dari jumlah tersebut jika ditotal dari keseluruhan 9 kabupaten Kota di Bali menjadi 180 kehamilan dalam sebulan di Bali.
[pilihan-redaksi]
Kepala BKKBN Provinsi Bali, Agus Proklamasi mengkhawatirkan kehamilan di masa pandemi akan berdampak pada kondisi bayi rentan yang tidak sehat atau tidak normal dalam kelahiran pada 9 bulan yang akan datang. Seperti, kata dia, terjadinya stunting pada bayi yang dilahirkan, meningkatnya angka kematian ibu dan juga meningkatknya angka kematian bayi. Selain berdampak pada kondisi bayi, ia menyebut hal ini juga berimbas pada kondisi ibu sang bayi dimana di usia kehamilan muda memiliki resiko tinggi terpapar virus Covid-19, karena daya tahan tubuhnya menurun.
Dijelaskan rata-rata orang hamil muda akan mual-mual, muntah, pusing, bahkan ada yang susah makan. Kondisi ini menyebabkan tubuh kurang asupan gizi. Lebih jauh, itu akan berdampak pada penurunan imun tubuh. Selain itu juga, wanita hamil sangat rentan mengalami keguguran, sehingga apabila saat pandemi ini mengalami keguguran atau gangguan kehamilan, penanganannya juga tidak akan optimal karena adanya pembatasan sosial.
"Terlebih, kata dia, jika proses persalinannya dengan teriak-teriak dan kemungkinan mengeluarkan droplet berpotensi menularkan virus ke dokter atau tenaga medis," ujarnya saar jumpa pers soal “Tunda Kehamilan pada masa Pandemi Covid-19” pada Selasa (26/5/2020) di kantor BKKBN Bali di Denpasar.
Maka dari itu, pihaknya mengimbau warga di Bali untuk menunda kehamilan selama masa pandemi covid-19. Hal ini juga sebagaimana imbauan Presiden RI yang sebelumnya mengatakan apabila tidak dilakukan penundaan di kemudian hari akan terjadi 'baby boom' pada rentang bulan Oktober hingga Desember 2020.
Isu mengenai 'baby boom' menjadi topik hangat dan banyak diperbincangkan sejak adanya pandemi Covid-19 dan sejak pemerintah mengimbau untuk 'stay at home' atau 'work from home', yang mengharuskan interaksi yang lebih lama bagi keluarga di dalam rumah yang berpotensi terjadinya kehamilan. 'Baby boom' adalah ledakan kelahiran bayi. Istilah ini biasanya digunakan untuk menjelaskan peningkatan kelahiran bayi dalam suatu waktu.
Fenomena ini bisa menimbulkan beberapa permasalahan terkait kependudukan, kualitas SDM, hingga ekonomi Pelayanan kesehatan salah satunya pelayanan Keluarga Berencana (KB) di fasilitas kesehatan juga terdampak Covid-19, dikhawatirkan bahwa pasangan usia subur atau akseptor KB kemungkinan khawatir untuk datang ke fasilitas kesehatan, di lain pihak fasilitas kesehatan juga kekurangan Alat Pelindung Diri, sehingga timbul risiko putus-pakai pemakaian kontrasepsi yang akan berdampak kehamilan tidak direncanakan (Unwanted Pregnancy).
Untuk itu, BKKBN Bali berupaya untuk melakukan berbagai langkah-langkah antisipasi untuk mengatasai permasalahan selama masa Pandemi ini. Diantaranya, pertama BKKBN Provinsi Bali sudah melakukan koordinasi dengan OPD KB Kabupaten/Kota dalam melakukan pembinaan kesertaan ber-KB dan pencegahan putus pakai melalui berbagai media terutama media online/daring.
Kedua, sebanyak 526 penyuluh KB (PKB)/Petugas Lapangan KB (PLKB) di seluruh Bali dengan peran 1 penyuluh di ruang lingkup 2 desa bekerja sama dengan Kader Institusi Masyarakat Pedesaan melakukan analisis dari (R/1/PUS) untuk mengetahui jumlah dan persebaran PUS yang memerlukan pelayanan suntik KB, Pil KB, IUD dan Implan.
Ketiga, PKB/PLKB melakukan koordinasi dengan faskes terdekat serta PMB dalam rangka persiapan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan KB, serta pembinaan kesertaan ber-KB termasuk KIE dan Konseling menggunakan media daring dan medsos atau kunjungan langsung dengan memperhatikan jarak ideal
Terakhir, melaksanakan sosialisasi Tunda Kehamilan melalui Mobil Unit Penerangan (MUPEN) yang dilakukan baik melalui MUPEN Provinsi maupun Kabupaten/kota. MUPEN ini bergerak ke desa-desa dengan pemutaran materi KIE dan pemberian KIE langsung terkait Tunda Kehamilan.
Reporter: bbn/adv