Pesan PSK Online Saat Istri Karantina, Takut Gagal Kondom
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Tanya:“Dok, langsung saja ya, istri saya saat ini masih di karantina di hotel karena terinfeksi virus corona, sedangkan saya hasil swab yang lalu negatif. Jadi kami ini sekarang terpisah jarak.
[pilihan-redaksi]
Saya sempat tergoda kemarin sempat berhubungan seksual dengan orang lain. Saya melakukannya dengan seorang perempuan dengan perjanjian lewat online. Kami melakukannya di sebuah hotel dengan menggunakan kondom. Tetapi karena saya jarang menggunakan kondom, saya takut juga ini dok, takut gagal menggunakan kondom. Itu bagaimana dok? Bisa dijelaskan?” (Arif, Surabaya)
Jawab: Ketika seseorang melakukan hubungan seksual dengan orang lain yang sudah diketahui sering berganti-ganti pasangan seksual sebenarnya dia sudah mengundang risiko pada dirinya. Ini disebut hubungan seksual berisiko. Hubungan seksual yang berisiko seperti ini merupakan penyebab utama penularan infeksi menular seksual, seperti gonore, kutil kelamin, herpes, sifilis, klamidia termasuk HIV AIDS.
Karenanya memang benar bahwa kondom adalah hanya dan satu-satunya alat pelindung yang telah terbukti dapat mengurangi risiko infeksi menular seksual termasuk HIV & AIDS dan juga kehamilan yang tidak diinginkan.
Seberapa efektif sebenarnya penggunaan kondom?
Berdasarkan studi pada orang-orang yang berperilaku seksual berisiko, dari 100 orang hanya kurang dari 1 orang yang akhirnya tertular infeksi menular seksual pada kelompok pengguna kondom. Secara medis dan epidemiologis sudah terbukti bahwa akan terjadi penurunan risiko penularan infeksi menular seksual pada para pengguna kondom.
Dari banyak studi juga diketahui bahwa kondom efektif mencegah HIV. Masalahnya, disamping angka penggunaan kondom pada masyarakat Indonesia masih rendah, penyebab kegagalan proteksi diyakini hanyalah karena satu alasan: kesalahan penggunaan kondom. Pengetahuan masyarakat tentang kondom masih sangat rendah sehingga orang masih belum menggunakannya secara tepat.
Kegagalan kondom lebih sering disebabkan pemakainya tidak menggunakannya dengan benar, dan bukan karena mutu kondom itu sendiri. Bila digunakan secara benar dan konsisten, kondom mempunyai peranan penting dalam kesehatan umum masyarakat, khususnya dalam pencegahan infeksi menular seksual, bagi mereka yang tidak mampu berpuasa seks dan setia dengan pasangannya.
Apa saja yang paling sering menjadi penyebab kegagalan penggunaan kondom? Yang paling sering dan mungkin adalah: Penyimpanan kondom yang tidak baik. Sering kali disimpan di dompet yang ketat dan panas sehingga bahan lateks bisa mengalami kerusakan, atau malah di tempat yang terlalu lembab dan berjamur. Pemakaian kondom yang sudah kadaluarsa.
Tentu saja jika digunakan akan menghilangkan daya proteksinya karena kondom berbahan lateks menjadi kehilangan kelenturan, kehilangan cairan pelumas sehingga mudah robek.
Pemakaian kondom dalam keadaan mabuk. Ini tentu saja membuat penggunannya tidak bisa menggunakan secara tepat, atau terlepas saat menggunakannya. Kondom tersebut robek ketika dibuka dari bungkusan. Bisa jadi karena tidak cermat saat membuka, atau karena terkena kuku sehingga mengakibatkan robek.
Ini semua perlu diperhatikan, agar tidak gagal menggunakan kondom, karena sesungguhnya yang unik dari kondom adalah dalam fungsinya, yang tidak bisa dimiliki oleh alat kotrasepsi lain. Kondom memiliki fungsi ganda yaitu untuk mencegah penularan infeksi menular seksual juga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi.
Tetapi, untuk kasus ini, sesungguhnya sangat disayangkan bila dalam situasi seperti ini demi memenuhi kebutuhan seksual mesti sampai harus melakukan hubungan seksual dengan orang lain, yang malah mendatangkan risiko bertambah saat ini, tidak hanya infeksi menular seksual, tetapi juga risiko terinfeksi virus SARS CoV2 atau virus Corona.
Karena sesungguhnya kita dalam situasi sekarang tidak benar-benar bisa mengetahui apakah orang lain sudah terinfeksi atau tidak. Seperti sudah sangat harus kita semua pahami bahwa penularan virus SARS CoV2 adalah melalui droplet atau percikan air liur, maka aktivitas seksual berciuman dalam yang tentunya melibatkan air liur akan sangat berisiko terjadi penularan.
Harap sekali ini diperhatikan buat semuanya. Sesungguhnya jika saat ini sedang berpisah karena ditinggal oleh pasangan, dalam hal ini adalah pasangan sedang menjalankan karantina, selama pasangan masih cukup sehat dan mampu berkomunikasi menggunakan telepon pintar, memang untuk memenuhi romantisme dan dorongan seksual yang muncul selama ditinggal pasangan memang bukan sesuatu yang mudah.
Tetapi bukan berarti menjadikan romantisme menjadi padam. Bisa menyalurkannya lewat fasilitas lain, yang paling populer dan sering digunakan saat ini adalah lewat telepon seks atau juga fitur videocall yang ada di ponsel pintar, misalnya lewat fitur videocall pada Whatsapp. Ini bisa disebutkan sebagai seks jarak jauh. Aktivitas seksual tetap dapat dinikmati dalam durasi yang diinginkan bersama.
Lewat seks jarak jauh, tetap bisa membicarakan apapun seputar seks yang sehat bersama pasangan, termasuk memuaskan dorongan seksual dengan cara mandiri, saling bermasturbasi bersama misalnya. Seks jarak jauh, bisa tetap dijadikan agenda sehat untuk aktivitas seksual, asal dilakukan di waktu yang tepat serta disepakati bersama.
Selanjutnya, dalam keseharian juga agar selalu melakukan pencegahan. Harap diingat selalu jaga jarak saat bertemu orang, hindari kerumunan, disiplin kenakan masker, dan rajin cuci tangan. Semoga kita bisa melalui semua ini segera dan tetap sehat, dan pasangan yang selama ini terpisah dan akhirnya bisa bertemu kembali saat pasangan sudah boleh kembali pulang sehingga bisa kembali melakukan hubungan seksual dengan cara biasa kembali.
dr. Oka Negara, MBiomed, FIAS
Reporter: bbn/oka