Musik Pop Bali: Era "Kusir Dokar" hingga "Sopir Kapal" Bayu KW
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Musik Pop Bali sudah mulai muncul dan berkembang sejak tahun 60-an, walau masih sederhana dan terbatas, Hingga lagu-lagu pop berbahasa Bali mulai dalam bentuk pita kaset dan disebarluaskan di pertengahan 70-an. Album "Kusir Dokar" band Putra Dewata menjadi tonggak awal industri musik pop Bali.
Walaupun hingga saat ini masih muncul pendapat apa itu musik pop Bali dan mana yang bisa disebut musik pop Bali. Ada banyak cerita yang menarik dari perjalanan panjang musik pop Bali, dari eranya "Kusir Dokar" hingga sopir kapal nyanyian Bayu KW di "Kanggoang Malu", dan kini buaian lagu romantis akustik ala Harmonia.
Cerita cerita tersebut dituangkan dalam buku "Kene Keto Musik Pop Bali" yang ditulis I Made Adnyana. Buku ini diluncurkan Rabu (9/9) di Mobil Vintage Kebon, Denpasar. Buku ini membahas bagaimana perjalanan musik panjang pop Bali hingga komentar sejumlah perintis musik pop Bali. Selain itu juga dimunculkan kiprah para pencipta lagu pop Bali, perusahaan rekaman lagu pop Bali yang kini tinggal nama, politisi dan dokter yang ikut rekaman lagu pop Bali, hingga bagaimana musik pop Bali di era milenial.
Semuanya disampaikan secara ringan dalam gaya tulisan khas jurnalistik. Ya, sebagian besar tulisan dalam buku ini merupakan catatan dari aktivitas kewartawanan yang dilakoni Adnyana sejak 1998, khususnya liputan musik terutama musik pop Bali. Menurutnya, begitu banyak cerita yang menarik di balik pasang surut perkembangan musik pop Bali, namun belum bisa semua dituangkan dalam buku "Kene Keto Musik Pop Bali" karena keterbatasan waktu dan halaman.
Dikatakan, musik pop Bali tak bisa dipandang sebelah mata dan diimplementasikan hanya dari satu sisi. Menurut Adnyana, semula buku yang diterbitkan melalui Mahima Institute Indonesia telah disusun sebagai bentuk dedikasi atas penghargaan Bali Jani Nugraha 2019 yang diterimanya untuk kategori pengabdi kritik musik dan film. Di luar dugaan, buku yang awalnya dicetak terbatas pada Juli lalu ini mendapat respons yang bagus dan banyak permintaan, hingga dicetak kedua kalinya.
"Buku ini menarik, karena jarang ada yang memberi perhatian secara intens dan menulis tentang musik Pop Bali. Kalau musik tradisional Bali banyak yang memperhatikan dan menulisnya, tapi kalau buku khusus tentang musik pop Bali belum ada sebelumnya. Pak Adnyana ini mahluk langka, karena penulis musik Pop Bali itu langka," komentar Gde Aryantha Soethama, seniman sekaligus sastrawan yang banyak menulis novel dan buku tentang sosial masyarakat Bali.
Reporter: bbn/rls