Liburan Dekat Rumah Jadi Tren di Masa Pandemi
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Liburan dekat rumah atau yang lebih dikenal dengan istilah staycation menjadi tren baru gaya liburan di era pandemi.
Liburan dekat rumah menjadi bentuk wisata efektif karena memanfaatkan uang secara bijaksana. Dimana wisatawan mampu melakukan penghematan bujet wisata, karena tak memerlukan tiket pesawat atau sewa kendaraan.
“Sekarang orang cenderung melakukan perjalanan wisata di dekat tempat tinggalnya, seperti orang yang tinggal di Denpasar cukup berwisata ke Bedugul atau Kintamani yang hanya butuh waktu satu atau setengah hari dan kembali ke rumah,” kata peneliti Pusat Unggulan Pariwisata Universitas Udayana, Prof. Dr. Ir. I Gde Pitana, M.Sc pada Sabtu (7/11) sore melalui saluran zoom meeting ketika tampil sebagai narasumber pada 'The 4th Bali International Tourism Conference'.
Menurut Pitana, masa pandemi mengakibatkan pendapatan masyarakat menurun drastis bahkan tidak ada pemasukan. Pada akhirnya dalam memilih liburan masyarakat juga cenderung mengambil liburan yang pendek. Pola perubahan perjalanan wisata ini juga menjadi tantangan bagi pengelola daya tarik wisata.
Wakil Gubernur Bali Prof. Dr. Ir. Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, M.Si (Tjok Ace) menegaskan pariwisata dan ekonomi kreatif harus tumbuh bersama karena saling mempengaruhi satu sama lain. Pariwisata dapat mendorong tumbuhnya ide-ide baru untuk menumbuhkan ekonomi kreatif, sebaliknya kegiatan ekonomi kreatif dapat dijadikan atraksi wisata baru.
Pemerintah Provinsi Bali siap bekerja dengan semua pihak untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan protokol kesehatan di sektor pariwisiata sehingga pelaksanaan aktivitas wisata di era new normal dapat berjalan baik.
Sedangkan Menparekraf Republik Indonesia Wishnutama Kusubandio menekankan bahwa Bali tetap menjadi destinasi wisata terkemuka di Indonesia dan pemerintah sudah melaksanakan berbagai program untuk mempercepat pemulihan kembali aktivitas kepariwisataan di Bali dalam dua bulan terakhir. Upaya ini, katanya, cukup berhasil terbukti sudah ratusan ribu wisatawan berkunjung ke Bali.
Indikasinya, penerbangan sudah mulai ramai seperti Garuda Indonesia dengan rute Jakarta-Denpasar sudah ada 17 kali penerbangan dalam sehari, dari sebelumnya hanya satu atau dua kali penerbangan saja.
Menparekraf Wishnutama menjelaskan hibah pariwisata merupakan tidak lanjut dari kebijakan Presiden Joko Widodo dalam menangani dampak Covid-19 terhadap dunia pariwisata. Ada tiga kebijakan yakni proteksi sosial terhadap pekerja pariwisata, realokasi anggaran Kemenparekraft, serta memberikan stimulus ekonomi.
Kebijakan ini diambil karena pengangguran di sektor pariwisata meningkat tajam akibat Covid-19. Tercatat ada 13 Juta pekerja di sektor pariwisata dan 34 Juta pekerja diluar sektor pariwisata namun bertalian dengan aktivitas pariwisata kehilangan pekerjaan yang harus mendapat perhatian serius.
Oleh karena itu, stimulus ekonomi dikeluarkan pemerintah RI dengan anggaran lebih dari 24 Miliar Dollar AS untuk menguatkan masyarkat dapat bertahan melewati krisis.
Secara khusus Kemenparekraf telah meluncurkan berbagai program. Satu diantaranya, Kemenparekraf mendukung kampanye prilaku hidup sehat, yang dalam sektor pariwisata diformulasikan dalam program pengelolaan destinasi dan daya tarik wisata dengan standar cleanliness, healthy, safety, and environmental sustainability (CHSE) protocol.
“Ada juga penyaluran bantuan kebutuhan pokok, peningkatan hygienitas dan sanitasi lingkungan. Saat ini Kemeparekraf senilai Rp. 3,3 Triliiun untuk membantu meringankan beban pemerintah daerah dan pengusaha pariwisata (hotel, restoran, serta pengelola daya tarik),” tegas Wishnutama.
Reporter: bbn/mul