2 Bulan Menikah Istri Belum Tahu Rasanya Orgasme
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
“Dok, maaf ini to the point. Saya mau tahu tentang orgasme. Saya baru saja menikah dua bulan ini di tengah pandemi. Niatnya memang mau langsung bisa hamil, walau banyak yang menyarankan menunda dulu karena takut risiko Covid-19.
Permasalahannya, selama dua bulan ini saya belum tahu bagaimana rasanya orgasme saat berhubungan seksual. Tetapi memang saya baca, banyak perempuan yang bermasalah dengan orgasme. Apa sebenarnya menyebabkan perempuan mengalami masalah orgasme, dok?” (Yanti,27)
Jawab: Kasus serupa ini cukup banyak dikeluhkan perempuan yang baru menikah atau baru memulai melakukan hubungan seksual, dan saat pandemi juga cukup sering yang berkonsultasi tentang ini. Memang, salah satu gangguan seksual yang dapat terjadi pada perempuan adalah terjadinya hambatan orgasme ketika melakukan hubungan seksual.
Ini disebut dengan disfungsi orgasme. Padahal, orgasme merupakan alasan utama seseorang untuk melakukan hubungan seksual. Disfungsi orgasme bisa terjadi di segala usia. Bahkan bisa saja terjadi pada perempuan yang sudah lama menikah.
Gangguan fungsi seksual pada perempuan dapat disebabkan banyak faktor, diantaranya gangguan saraf sensoris yang disebabkan oleh penyakit seperti diabetes maupun gangguan hormon yang dapat menghambat sensasi orgasme perempuan.
Disfungsi orgasme yang terjadi pada perempuan, disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu hambatan psikis, tidak ada komunikasi seksual yang baik dengan pasangan, posisi hubungan seksual yang tidak efektif, disfungsi seksual di pihak laki-laki, dan meningkatnya nilai ambang sensitivitas karena penyakit saraf tertentu.
Kurangnya rangsangan seksual yang diterima menyebabkan perempuan gagal mencapai orgasme. Rangsangan pendahuluan sangat diperlukan agar perempuan menjadi siap dan cukup terangsang sebelum melakukan hubungan seksual. Jika tidak terjadi, ini akan membuat perempuan menjadi tidak nyaman.
Karena orgasme adalah titik puncak atau klimaks yang ditunggu-tunggu perempuan saat melakukan hubungan seksual. Tetapi uniknya, jika ditelusuri lagi, separuh dari perempuan yang tidak mengalami orgasme dalam hubungan seksualnya, ternyata karena gangguan seksual pada pihak laki-lakinya.
Mulai dari disfungsi ereksi maupun ejakulasi dini. Selama fungsi seksual pihak laki-laki tidak optimal, akan dapat menghambat orgasme pihak perempuan. Gangguan lain yang berhubungan dengan pihak laki-laki juga bisa berupa hambatan psikis, misalnya pasangan laki-laki yang sedang stress atau sedang menghadapi problem psikologis yang cukup berat.
Ini juga bisa membawa masalah dalam pencapaian orgasme perempuan. Jadi bukan rahasia lagi, ada perempuan yang mengalami hambatan orgasme bersama suaminya, tetapi ternyata tidak terhadap laki-laki lain.
Untuk mengatasinya perlu dilakukan komunikasi seksual yang efektif. Bicarakan semua masalah yang dirasakan dan berusaha segera untuk mengatasinya. Jadi, jika problem yang terjadi adalah murni di pihak laki-laki, maka yang perlu ditangani dan diobati segera adalah pihak laki-lakinya.
Memang, sering kali tidak mudah untuk melakukan komunikasi seksual yang baik, tetapi dengan mendiskusikan bersama dokter yang paham kesehatan seksual, semuanya bisa diarahkan untuk mendapatkan penyelesaian yang tepat.
Jika problemnya fisik, maka pengobatan medis bisa diberikan untuk memperbaiki gangguan ereksi dan gangguan ejakulasi di pihak laki-laki. Jika ada keterlibatan faktor psikis, maka psikoterapi bisa ditawarkan.
Gangguan mendapatkan orgasme pada perempuan juga bisa disebabkan oleh beban psikis yang dipikirkan perempuan yaitu adanya persepsi untuk selalu berhasil memuaskan pasangan dalam setiap hubungan seksual. Ingin hamil, tetapi ada rasa takut akan terjadinya kehamilan juga bisa menjadi beban psikis.
Kurangnya pengertian laki-laki tentang pentingnya pihak perempuan untuk mendapatkan orgasme serta hambatan komunikasi juga menyumbang poin penting terjadinya disfungsi orgasme perempuan. Saat ini, situasi pandemi dengan berbagai tekanan psikis, emosi, yang disebabkan masalah ekonomi juga bisa memicu sebagai penyebabnya.
Disfungsi orgasme harus segera diatasi karena bisa menyebabkan perasaan perempuan jadi tidak nyaman, tidak puas, bahkan mudah marah. Dalam jangka panjang, hal ini bisa menyebabkan hilangnya gairah seksual.
Jadi tips pertama adalah, bila disfungsi orgasme disebabkan akibat penyakit, maka penyakitnya harus disembuhkan dulu. Kalau karena obat tertentu, maka pemakaian obatnya dihentikan sementara.
Tips kedua, selalu membiasakan pola hidup sehat. Tentu saja rokok harus dihindari karena rokok dapat menghambat terjadinya perlendiran pada vagina sehingga menimbulkan rasa nyeri ketika berhubungan seksual. Rokok juga bisa menekan produksi hormon seks perempuan.
Juga ingat untuk menghindari makanan yang kaya kolesterol dan terlalu manis, karena keduanya berperan pada kejadian aterosklerosis dan diabetes. Istirahat cukup, olahraga teratur dan menghindari stres adalah keharusan.
Tips ketiga, dengan memaksimalkan foreplay dan memperbaiki komunikasi seksual. Masalah orgasme pada perempuan sering kali relatif mudah diselesaikan. Kuncinya adalah dengan melibatkan pasangan dan melakukan komunikasi yang baik dengan pasangannya.
Komunikasi dengan pasangan, khususnya komunikasi seksual, merupakan faktor penting agar hubungan seksual berlangsung harmonis yang berarti dapat dinikmati oleh kedua pihak, perempuan dan laki-laki.
Komunikasi seksual yang baik sebenarnya merupakan juga stimulus awal sekaligus rangsangan yang sifatnya psikis sebelum hubungan seksual berlangsung. (dr Oka Negara, MBiomed, FIAS)
Reporter: bbn/oka