search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Hujan Deras, Air Baku Perumda Tirta Amertha Buana Tabanan Keruh
Senin, 14 Desember 2020, 22:40 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Hujan deras yang mengguyur wilayah kabupaten Tabanan pada Senin (14/12) mengakibatkan air baku Perumda Air Minum Tirta Amertha Buana Tabanan di Nyanyi, Kediri mengalami kekeruhan. 

Tingkat kekeruhan yang begitu tinggi di salah satu sumber air baku tersebut membuat pengolahan air menjadi sulit.

Meski demikian, Perumda Air Minum Tirta Amertha Buana Tabanan memastikan distribusi air bersih ke sekitar 3 ribu total pelanggan yang ada di wilayah Kediri bagian Selatan tidak terkendala.

"Kami punya cadangan air untuk disalurkan ke pelanggan sembari menunggu air bisa diolah kembali, perlu waktu satu jam untuk penormalan, hanya saja jika kapasitas hujan tinggi dan lama, barulah berpengaruh nantinya," kata Kepala Bagian Hubungan dan Langganan Perumda Tirta Amertha Bhuana Budi Gunawan, Senin (14/12).

Untuk sumber air di Nyanyi ini melayani sekitar 3 ribu pelanggan mewilayahi Desa Pandak Bandung, Desa Nyitdah, Desa Pejaten, Desa Pandak Gede, Desa Beraban, dan Desa Buwit. 

Hanya saja karena tingkat kekeruhan air tinggi, sementara waktu pengolahannya di stop, namun tidak sampai mempengaruhi distribusi air ke pelanggan. 

"Air masih normal dengan kualitas yang masih bagus karena distribusi air menggunakan stok,"terangnya. 

Kendati demkian, pihaknya menekankan di musim hujan saat ini seluruh masyarakat tetap melakukan penampungan air. Ini untuk mempersiapkan sewaktu-waktu terjadi gangguan pipa bocor yang menyebabkan pendistribusian terganggu. 

Seperti banyak kemungkinan terjadi gangguan PLN akibat kayu roboh, mengingat pompa air juga menggunakan sumber PLN jadi bisa berpengaruh. Selain itu jalur pipa di tebing bisa jadi longsor menyebabkan pipa tergerus. 

Selama 2020 gangguan yang paling dominan terjadi beragam, dengan rata-rata keluhan mencapai 250 perbulan. Keluhan yang diterima mulai dari pipa bocor, air mati, hingga meteran rusak. 

"Tentang keluhan ini sudah ditangani dengan benar, begitu dilaporkan langsung bergerak ke lapangan," kata Budi. 

Reporter: bbn/tab



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami