search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kecelakaan Minibus dengan Kereta Api, Seorang Siswi SD Meninggal
Senin, 29 Maret 2021, 17:15 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Kecelakaan Minibus dengan Kereta Api, Seorang Siswi SD Meninggal

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Kecelakaan di perlintasan kereta api tanpa palang pintu kembali terjadi di Dusun Krajan, Desa Jatiguwi, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Senin (29/3/2021) sekitar pukul 12.00 WIB. Kecelakan itu melibatkan minibus Toyota Yaris dengan Kereta Api Penataran Dhoho, jurusan Surabaya - Blitar.

Akibat peristiwa itu, penumpang minibus Nindya Valian Ramadani berstatus siswi kelas VI SD meninggal di lokasi kejadian. Sedangkan pengemudi yang juga ibu korban, Vina Anggraini, warga Desa Jatiguwi, Kecamatan Sumberpucung kini telah dievakuasi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis, lantaran luka berat.

Diketahui, Nindya baru saja pulang dari SDN 11 Sumberpucung.

“Tadi (Nindya) tryout, terus dijemput ibunya,” kata Dwi Puput, salah satu guru SDN 11 Sumberpucung, dikutip dari Beritajatim.com jaringan Suara.com, Senin.

Kronologinya, minibus yang dikendarai ibu dan anak tersebut melaju dari arah Utara menuju Selatan, bersamaan dengan kereta api Penataran Dhoho yang melaju dari arah Timur menuju Barat.

Diduga, pengemudi tidak mengetahui kereta api yang akan melintas dari arah Timur di perlintasan tanpa palang pintu tersebut.

Kekinian, jenazah Nindya langsung dievakuasi ke Puskesmas Sumberpucung. Sementara ibunya, menjalani perawatan di Rumah Sakit Ramdani Jatikerto akibat mengalami luka berat akibat peristiwa itu.(sumber: suara.com)
 

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami