search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Warga Meninggal Usai Divaksin AstraZeneca, Dinkes Denpasar: Dokter Sudah Skrining
Selasa, 25 Mei 2021, 16:00 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar Ni Luh Sri Armini menanggapi tentang meninggalnya Muhamad Abdullah Malanua (43), warga Kota Denpasar di kos setelah sebelumnya menjalani vaksin jenis AstraZeneca.

Ia mengatakan, Komisi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Kota Denpasar masih menelusuri hubungan kematian Malanua dengan vaksinasi mengunakan AstraZeneca, termasuk riwayat kesehatan Malanua.

"Jadi KIPI sedang turun ke lapangan untuk melihat dan lain sebagainya kemudian melihat batch vaksin dan lain sebagainya," kata dia di ruang kerjanya, Selasa (25/5) dikutip dari Kumparan.

Ia memastikan Malanua telah skrining sebelum menerima vaksin. Saat di-skrining tensi Malanua di bawah 180 mgh dan suhu tubuhnya normal.

"Dia kan ada skrining oleh dokter. Itu sudah ada dilihat dia hipertensi, diabetes jantung, ginjal kan dicek dan tensinya sudah dicek. Sudah tentu kalau divaksin sudah memenuhi syarat untuk divaksin. Tensinya Itu memenuhi syarat di bawah 180 mgh," kata dia.

Ia mengatakan, warga yang telah menerima vaksin perlu memerhatikan KIPI selama 30 hari. Apabila ada yang mengalami gejala berat warga disarankan untuk menghubungi petugas kesehatan. Nomor kontak petugas kesehatan tertera di kartu vaksin yang diterima warga.

"Jadi begini segala sesuatu yang terjadi 1-30 hari vaksin itu namanya KiPI dengan tingkat ringan maupun sedang. Kalau ada seperti itu ada keluhan ringan misalnya ringan ada bengkak atau keluhan lain, itu kan ada di kartu vaksin di sana ada kontak siapa yang harus dihubungi. Itu kalau dihubungi harus ditindak lanjuti," kata dia.

Dalam kasus ini, Sri Armini menyatakan, Malanua tercatat tidak menghubungi petugas kesehatan.

"Untuk kasus ini yang bersangkutan memang tidak ada menelepon petugas. Saat ini tim kita sedang turun untuk melihat lebih lanjut seperti apa sih kejadian," kata dia.

Seperti diketahui, Malanua ditemukan meninggal di kosnya pada Senin (24/5). Belum diketahui sebab kematian Malanua. Namun, ia menjalani vaksinasi covid-19 dengan jenis vaksin AztraZeneca tahap pertama di Dusun Bumi Banten, Sabtu (22/5).

Sebelum menjalani vaksinasi dia sempat ke klinik untuk berobat sakit vertigo dan hipertensi. Hipertensinya saat itu mencapai 200 mhg. Minggu (23/5), ia sempat mengeluh pusing dan sesak kepada tetangga.

Sementara itu, pihak keluarga tak ingin mengautopsi Malanua. Mereka mengikhlaskan kematian pria yang bekerja sebagai tukang jahit tersebut.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami