Lahirkan Karya Sastra Saat Pandemi, Sukma: Menulis itu candu
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Seorang guru SMA bernama Sukma Uma tak henti melakukan hal kreativitas di tengah pandemi dan sulit bertatap muka.
Uma begitu panggilannya tetap bisa menggarap puisi, berteater dan menggarap video klip pembacaan berjudul Semanis Kurma. Wanita ini meluncurkan Video klip Art pembacaan Puisi (Musical Poetry Video) yang berjudul Semanis Kurma, diambil dari judul buku yang sama karya Sukma Uma. Sukma didukung oleh Ferry sebagai lawan main di video tersebut, dalam penggarapan video kali ini, Sukma menggandeng rumah produksi Eavipictures.
Skenario ditulis oleh Juan Azmi. Penyutradaraan diserahkan kepada Tantri Kusuma, dan Naurah sebagai pimpinan produksi. Pemilik nama asli Ni Putu Sri Sukmawati, seorang guru tetap dan mengajar Seni dan Budaya di SMAN 1 Kuta Selatan. Sebagai seorang guru, Sukma juga mengikuti program literasi yaitu G2M2, dan saat ini telah meliris dua buku yaitu Semanis Kurma dan Tubuhmu Bulan Merah.
Kedua buku ini adalah kumpulan puisi karya Sukma yang dikerjakan dalam waktu yang berdekatan. Sukma menyebut dalam pembinaan kepada siswa saat ini sedang merancang buku ke-3 yang akan berkolaborasi dengan dua siswi teaternya yaitu Naurah dan Evi.
"Menulis itu adalah candu," kata Sukma, sebab dapat menyebabkan ketagihan.
Hal ini pula yang ditularkan kepada siswa-siswinya di masa pandemi ini. Tetap kreatif di masa pandemi tanpa mengabaikan protokol kesehatan. Kegiatan menulis ini mendapat dukungan dari kepala sekolah SMA N 1 Kuta Selatan, Dra . Luh Made Sri Yuniati, M.Pd, melalui program guru literasi.
Terkait video dan acara peluncuran karya Sukma kali ini, dia didukung penuh oleh Ratu Resto. Menurut Tantri Kusuma, selaku owner, menyebutkan karya seni setiap manusia patut diapresiasi dan difasilitasi dari untuk bertumbuh. Tidak memandang ras, kelas, agama dan pengkotak - kotakan ciptaan manusia lainnya yang menghambat manusia untuk tumbuh lebih berkualitas dari sebelumnya.
"Dalam pemikiran saya pribadi, karya seni merupakan kebebasan rasa. Siapa pun bebas berekspresi sesuai rasa dan kemampuannya. Seorang Sukma Uma yang saya kenal secara pribadi adalah salah satu dari sekian banyak seniman di Bali yang belum terfasilitasi dengan baik untuk melebarkan sayapnya serta bertumbuh di dunia seni menulis puisi," kata Tantri Kusuma.
"Sebagai manusia yang tidak pakar dalam bidang seni yang digeluti Sukma Uma namun mencintai bidang yang sama adalah tugas saya dan Ratu team untuk memfasilitasi apa yang menjadi cita - cita seorang Sukma Uma agar terealisasi dengan baik. Sukma Uma, saatnya keluar dari kepompong dan terbang bebas dengan keindahanmu menjadi kupu-kupu," tambah Tantri Kusuma.
Dalam membina teater di sekolah, Sukma juga beberapa kali mewakili Bali ke tingkat nasional, seperti Jambore Sastra 2016 di Kota Solo, Jambore Sastra di Jawa Timur 2018 di Kota Malang dan pernah mendapat predikat "Sutradara Terbaik".
Pernah pula membawa Teater Bisma pentas di acara Rayni Day di kota Banjar Baru Kalimantan Selatan, tahun 2018. “Besar harapan saya, semoga kegiatan saya ini bisa memicu gairah kreativitas yang terpendam pada seniman - seniman dan pelaku-pelaku sastra yang selama ini diam, supaya muncul kembali,” lanjut Sukma.
Reporter: bbn/rls