search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kekerasan Anak di Jembrana Meningkat Jadi 13 Kasus
Kamis, 14 Oktober 2021, 23:45 WITA Follow
image

beritabali/ist/Kekerasan Anak di Jembrana Meningkat Jadi 13 Kasus.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Pemerintah kabupaten Jembrana melalui dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPA-PPKB) menggelar pelatihan khusus untuk mengantisipasi kekerasan terhadap anak di kabupaten Jembrana yang dinilai masih tinggi. 

Pelatihan yang menghadirkan 6 orang narasumber. Salah satunya, Kepala Kejaksaan  Jembrana Triono Rahyudi, dibuka secara resmi oleh Bupati I Nengah Tamba, bertempat di aula Jimbarwana, Kamis (14/10/2021). 

Data tahun 2020, di kabupaten Jembrana kekerasan kepada anak  tercatat sebanyak 10 kasus, kini mengalami kenaikan. Pasalnya, sampai pada bulan September 2021, di kabupaten Jembrana tercatat ada sebanyak 13 kasus. Kasus-kasus itu meliputi, KDRT sebanyak 7 kasus, Kekerasan Seksual dan kriminal masing-masing sebanyak 3 kasus.

Didampingi kadis PPA-PPKB, Ni Kade Ari Sugianti, Tamba  mengatakan, saat ini kekerasan kepada anak kerap terjadi, bahkan di kabupaten Jembrana sejak tahun 2020 sampai tahun 2021 ini justru kasus kekerasan di Jembrana  mengalami kenaikan. 

“Tentu ini perlu kita sikapi dengan serius. Beberapa hari terakhir ini saya mendengar dan melihat di media, sorang  anak mengalami kekerasan justru dilakukan oleh orang tuanya sendiri, bahkan kekerasan itu sampai menimbulkan korban jiwa terhadap anak itu sendiri. Kejadian itu sungguh sangat disayangkan dan sangat  menyedihkan,” ujarnya.

Di hadapan peserta, bupati asal desa Kaliakah ini minta agar kedepan kader yang telah mengikuti pelatihan ini mampu memberikan perhatian dan juga sebagai influencer di masyarakat. 

”Saya ingi tahu disini. Apakah ada dari peserta ini yang tidak sayang kepada anak?. Kita tentu sayang kepada mereka itu. Namun demikian, kita bukan saja menyayangi anak kita sendiri melainkan anak-anak semuanya agar mereka terhindar dari korban kekerasan, termasuk anak-anak yang terlantar,“ kata bupati Tamba.

Sebagai seorang kader terlatih, bupati minta agar meningkatkan sosialisasi ke masyarakat sehingga kekerasan kepada anak,  kedepan dapat di minimalisir.

”Peserta ini tentu mempunyai tugas yang mulia. Namun demikian, amanah ini tentu harus dilandasi dengan kerja keras, hati dan jiwa yang tulus. Dengan semangat yang kuat di lapangan, kekerasan terhadap tunas-tunas bangsa ini nantinya mereka akan terhindarkan dari kekerasan,” harapnya.

Sementara kepada dinas PPA-PPKB, Ni Kade Ari Sugianti mengaku, kalau kasus kekerasan kepada anak selama 2 tahun terakhir sejak 2020-2021 mengalami kenaikan.

”Tahun 2020 kasus kekerasan kepada anak sebanyak 10 kasus. Sementara sampai di bulan September tahun 2021 ini kekerasan kepada anak terdapat 13 kasus. Dari 13 kasus yang ada yakni, KDRT sebanyak 7 kasus, kekerasan seksual dan kriminal masing-masing 3 kasus," ujarnya.

Sugianti juga mengatakan, pelatihan yang dilaksanakan ini akan berakhir jumat(15/10). “Pelatihan akan dilaksanakan selama 2 hari dari 14-15 Oktober 2021. Untuk pesertanya terdiri dari para kader yang ada di setiap desa dan kelurahan di Jembrana. 

"Selama dua hari pelatihan akan diisi materi dari para narasumber yakni, kepala Kejaksaan Negeri Negara Triono Rahyudi,  Polres Jembrana, Pengadilan Negeri Negara, ketua Tim P2KS serta narasumber dari pengelola PAUD Cemara Kasih,” tutup Sugianti.

Reporter: Humas Jembrana



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami