search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pandemi, Kasus Kekerasan Anak Cenderung Meningkat
Jumat, 15 Oktober 2021, 23:00 WITA Follow
image

beritabali/ist/Pandemi, Kasus Kekerasan Anak Cenderung Meningkat.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Selama Pandemi kekerasan terhadap anak disebut cenderung meningkat baik kejahatan seksual, fisik bahkan sampai kehilangan nyawa.

Aktivis perlindungan Anak dan Perempuan, Siti Sapurah mengatakan hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor mulai dari faktor ekonomi, anak tidak memiliki hak membela diri apalagi pelakunya orang tua. Kemudian faktor lainnya karena tidak semua lembaga dibentuk oleh Negara yang notabene harus memperjuangkan anak tidak begitu paham akan UU. 

"Justru meningkat selama 2 tahun terakhir hampir setiap hari ada kasus kekerasan terhadap anak. Dengan faktor penyebab kekerasan tersebut terjadi karena anak dianggap sebagai aksesoris keluarga, makhluk lemah atau dianggap tidak memiliki power untuk melawan. Selain itu juga empati masyarakat kepada anak orang lain itu telah mulai menipis juga," jelasnya, Jumat,(15/10) di Denpasar.

Ia menyebut dari data hasil penelitian Kementerian setiap hari dari sebelas anak salah satunya adalah, korban dari kekerasan.

"Jadi dalam setiap hari ada saja kekersan. Ada sampai sekarat bahkan sampai meregang nyawa. Dengan rentan umur menerima kekerasan mulai dari umur 0 tahun atau dari janin di Ibunya misal dilakukan aborsi pada janinnya serta sampai anak berumur 18 tahun. Artinya, bahwa kekerasan terhadap anak semakin tinggi dan terus meningkat. Bahwa dapat dikatakan efek jera tersebut jauh api dari panggang," bebernya.

Jika dilihat sejauh ini, kata dia, sebagian besar pelaku adalah orang-orang terdekat korban. Kendati bukan menggeneralisir, lanjutnya, dari beberapa kasus kekerasan pada anak biasanya dilakukan pada masyarakat di ekonomi ke bawah.

Hal tersebut disebakan karena sebagian tidak memahami sang anak atau tidak dapat membijaksanai kenakalan anaknya. maka timbullah kekerasan, selain juga dipicu tingkat depresinya tinggi.

Dirinya menambahkan, anak harus dijaga apapun yang terjadi. Anak adalah, potret kedua orang tuanya. Artinya berikan anak teladan agar anak tersebut dapat tumbuh sesuai dengan yang diinginkan.

"Teladan dari orang tuanya akan membuat anak ini menjadi figur yang kita inginkan. Jangan sampai kekerasan dilakukan hanya karena anak tersebut tidak mengikuti nasehat orang tuanya saja. Anak merupakan pewaris Bangsa Indonesia karena, dengan menghilangkan satu orang anak Indonesia sama artinya memotong generasi Bangsa Indonesia," tutup Sapurah.

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami