search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
700 Ribu Kematian Tiap Tahun Akibat Pandemi Tersembunyi
Rabu, 24 November 2021, 17:40 WITA Follow
image

beritabali/ist/700 Ribu Kematian Akibat Pandemi Tersembunyi.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Resistensi Antimikroba (AMR) yang disebabkan oleh penggunaan antimikroba yang tidak tepat adalah ancaman yang cukup besar terhadap kesehatan global, keamanan pangan, ketahanan pangan, produksi tanaman dan ternak dan pembangunan ekonomi global. 

Sekitar 700.000 kematian setiap tahunnya berkaitan dengan AMR. Karena itu AMR juga sering disebut sebagai "pandemi tersembunyi" yang mengancam kesehatan hewan dan manusia secara global. 

AMR dapat membuat ekonomi global kehilangan hingga 6 triliun dolar AS per tahun pada tahun 2050, atau setara dengan hampir 4 persen Produk Domestik Bruto (PDB) global. Hanya dalam sepuluh tahun, lebih dari 24 juta orang akan jatuh ke bawah garis kemiskinan akibat AMR, terutama mereka yang berada di negara berkembang. 

Meningkatnya angka kemiskinan tentu akan meningkatkan angka kelaparan dan kekurangan gizi. Hal ini menunjukkan bahwa AMR dapat menghambat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDG), khususnya tujuan kedua, yakni mewujudkan dunia tanpa kelaparan.

Fakta-fakta inilah yang disoroti pada acara puncak Pekan Kesadaran Antimikroba Sedunia yang berlangsung hari ini di Nusa Dua, Badung. Pekan tersebut diperingati sejak tanggal 18 November di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. 

AMR tengah melonjak pada tahap yang mengkhawatirkan di berbagai belahan dunia, serta menghambat pengobatan penyakit infeksi menular - seperti pneumonia, tuberculosis, sepsis dan gonorea pada manusia. 

Demikian pula dengan penyakit infeksi pada hewan, khususnya ternak yang menjadi semakin sulit atau bahkan tidak mungkin untuk diobati, ketika antibiotik menjadi kurang efektif. 

Pada sektor pertanian dan peternakan hal ini tentu menyebabkan kerugian produksi, menghancurkan mata pencaharian dan mengancam ketahanan pangan. 

Lebih parahnya, AMR dapat menyebar melalui beragam inang serta melalui lingkungan, yang membuat mikroorganisme yang resistan terhadap antimikroba dapat mencemari rantai pangan. 

"Untuk sektor pertanian, peternakan dan kesehatan hewan, AMR menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan ketahanan pangan, selain tentunya mengancam pengembangan kesehatan hewan yang berkelanjutan. Dalam hal ini, sektor pertanian sendiri akan sulit untuk menahan ancaman sebesar ini," jelas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam sambutannya yang disampaikan secara virtual dalam kesempatan tersebut.

"Untuk itu, kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk meningkatkan kapasitas sektor pertanian dalam mengelola risiko AMR dan membangun ketahanan terhadap dampak AMR," imbuhnya.

Antimikroba memiliki peran penting dalam mengobati penyakit hewan penghasil pangan (baik darat maupun akuatik/perikanan), serta tanaman pangan, yang membantu menjamin ketahanan pangan.

Obat-obatan ini digunakan untuk mengobati hewan yang sakit, atau untuk mencegah penyakit menyebar luas dalam kawanan ternak, kandang maupun peternakan.

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami