Gereja Dihiasi Penjor, Pecalang Juga Ikut Berjaga
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Sejumlah gereja di kota Denpasar menampilkan dekorasi yang unik dan menarik. Bukan hanya hiasan bernuansa Natal, Gereja juga dihiasi lengkungan janur serupa upacara adat di Bali dan juga Penjor layaknya saat Hari Raya Galungan dan Kuningan.
Hal itu nampak di Gereja Katolik Santo Yoseph di Jalan Kepundung, Denpasar. Hal unik juga terlihat di Gereja Kristen Stasi Kristus Raja di Abianbase, Badung.
Selain gereja dihiasi dengan atribut Bali seperti penjor dan lengkungan janur, sebagian besar jemaat Jumaat menggunakan pakaian adat Bali. Jemaat pria menggunakan udeng dan kamen dan jemaat perempuan menggunakan kebaya dan kamen.
Yang tak kalah menarik, sejumlah Gereja juga melibatkan Pecalang lembaha pengamanan di desa adat untuk mendukung kelancaran Natal.
Ketua Pecalang Provinsi Bali, Made Mudra mengatakan, keterlibatan Pecalang di Gereja saat natal bukanlah hal baru, terutama lingkungan Banjar Abasan, Dauh Puri, di Kota Denpasar yang berdampingan dengan dua Gereja.
"Peran Pecalang itu bukan menjaga jemaat yang sedang ibadah. Tapi bertugas menjaga wilayahnya dari gangguan-gangguan keamanan," tuturnya Sabtu (25/12) siang.
Suasana itu terlihat di GPIB Maranatha, Jalan Surapati Denpasar. Suasana itu saja nampak saat natal, namun juga setiap ibadah akhir pekan. Peran Pecalang salah satunya menjaga ketertiban parkir demi kelancaran ibadah.
Mudra menerangkan, keterlibatan Pecalang dalam menjaga kelancaran itu telah bersinergi bersama MDA Bali, TNI, Polri.
Selain tugas dan fungsi pengamanan, mengingat perayaan Natal di tengah pandemi Covid-19, Pecalang juga menjadi agen perubahan perilaku agar umat menaati protokol kesehatan.
Kata Mudra, dalam pengawasan juga dilakukan edukasi secara preventif. Ia berharap upaya itu dapat menekan potensi pemula Covid-19.
"Apalagi kita ketahui bersama varian Omicron telah masuk ke negara kita. Ini yang harus diwaspadai bersama," ungkapnya.
Di Denpasar khususnya ada dua Gereja yang menjadi perhatian dalam pengawasan prokes. Yakni
Terkait toleransi adat dan agama, dia menilai di Bali relatif terjaga baik.
Mudra berharap iklim toleransi yang terbangun dengan baik ini bisa dijaga oleh masing-masing umat. Ketika umat lain melakukan ibadah, krama Bali ikut mendukung. Ketika umat Hindu Bali menggelar ibadah, umat lain juga mendukung.
Reporter: bbn/dps