search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Resesi Seks Cina Makin Nyata, Populasi Menyusut di 13 Provinsi
Selasa, 22 November 2022, 13:48 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Resesi Seks Cina Makin Nyata, Populasi Menyusut di 13 Provinsi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Ancaman resesi seks di Cina tampaknya semakin nyata. Populasi penduduk di 13 provinsi Cina dilaporkan mengalami penyusutan drastis tahun lalu sehingga pertumbuhan penduduk melambat.

Laporan itu menguatkan tentang krisis demografi yang dialami negara komunis terbesar di dunia tersebut. Buku Statistik Tahunan Cina 2022 melaporkan setidaknya lebih banyak angka kematian ketimbang kelahiran di 13 provinsi Cina.

Angka itu memicu kekhawatiran terhadap masalah ekonomi di Cina, seperti dikutip dari South China Morning Post. Sebanyak 13 provinsi yang dilaporkan mengalami penyusutan populasi di antaranya adalah Sichuan, Chingqing, Hunan-Hubei, Hebei, Shanxi dan wilayah otonomi Mongolia. Provinsi lainnya yang mengalami masalah serupa adalah Liaoning, Jilin, dan Heilongjiang.

Populasi menurun drastis di enam provinsi terakhir sepanjang sejarah era modern. Angkat itu membuat rata-rata kelahiran Cina turun jadi 7,25 per 1.000 orang pada 2021. Angka itu merupakan rekor terendah sejak 1949.

Rata-rata kelahiran di Provinsi Heilongjiang anjlok jadi 2,59 per 1.000 orang tahun lalu. Sebaliknya, rata-rata kematian pada tahun lalu melonjak jadi 8,7 per 1.000 orang dan merupakan yang tertinggi.

Data resmi menunjukkan populasi Cina hanya bertambah 480 ribu menjadi 1,4126 miliar tahun lalu. Angka itu menjadi pertumbuhan populasi terkecil sejak 1962 dan mengalami penurunan drastis dari peningkatan 2,04 juta orang pada 2020.

Para ibu di Cina hanya melahirkan 10,62 juta bayi pada 2021 atau mengalami penurunan 11,5 persen dibandingkan 2020.

Direktur Institut Ekonomi Kependudukan dan Tenaga Kerja di Akademi Ilmu Sosial Cina, Cai Feng, memprediksi populasi Cina akan mencapai puncaknya tahun ini dan mulai melorot tahun depan karena resesi seks. Ia mengatakan kondisi itu akan berdampak buruk pada aspek permintaan dan penawaran di ekonomi Cina.

Cai mengatakan di era pertumbuhan penduduk, kuncinya adalah menstabilkan dan menjaga pertumbuhan sembari memperluas permintaan untuk menopang pertumbuhan ekonomi.

"Salah satu tantangan terbesar kami (China) ke depan terletak pada sisi konsumsi. Kemakmuran bersama dan sirkulasi (ekonomi) domestik berarti mengubah populasi besar menjadi kelompok berpenghasilan menengan yang besar dan pasar yang besar," tutur Cai seperti dikutip dari SCMP.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami