search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Inggris Darurat Tenaga Kesehatan, Ternyata Ini Biang Keroknya
Senin, 28 November 2022, 16:32 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Inggris Darurat Tenaga Kesehatan, Ternyata Ini Biang Keroknya

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Sebuah penelitian mengungkapkan Brexit memperburuk kekurangan akut dokter di bidang perawatan utama Inggris dan menyebabkan lebih dari 4.000 dokter Eropa memilih untuk tidak bekerja di Dinas Kesehatan Nasional (NHS).

Pengungkapan itu terjadi ketika makin banyak petugas medis yang berhenti karena kecewa pada kehidupan kerja yang sibuk tanpa henti akibat layanan kesehatan yang makin kewalahan. Angka resmi menunjukkan NHS Inggris saja memiliki lowongan untuk 10.582 dokter.

Menurut analisis oleh think-tank kesehatan, Nuffield Trust, yang dikutip The Guardian, Senin (28/11/2022), Inggris memiliki 4.285 dokter Eropa lebih sedikit daripada jumlah sebelum pemungutan suara keluarnya Britania Raya dari Uni Eropa (UE) atau Brexit pada 2016.

Pada 2021, total 37.035 petugas medis dari UE dan kawasan perdagangan bebas Eropa (EFTA) bekerja di Inggris. Namun, akan ada 41.320, atau 4.285 lebih, jika keputusan meninggalkan UE tidak memicu "perlambatan" perekrutan medis dari UE dan kuartet EFTA dari Norwegia, Islandia, Swiss, dan Lichtenstein.

Penurunan tersebut telah menyebabkan empat jenis spesialisasi medis utama yang telah lama kekurangan dokter, yakni anestesi, anak-anak, psikiatri, serta perawatan jantung dan paru-paru. Ini gagal memenuhi permintaan perawatan yang meningkat akibat Covid dan populasi yang menua.

"Salah satu contoh bagaimana perlambatan mempengaruhi perawatan NHS sehari-hari adalah batas jumlah operasi yang dapat dilakukan," kata peneliti Nuffield Trust Martha McCarey, penulis utama analisis tersebut.

"Inggris memiliki 394 ahli anestesi EU/EFTA lebih sedikit daripada jika nomor pra-Brexit terus berlanjut.

"NHS telah berjuang untuk merekrut spesialis vital seperti ahli anestesi di rumah, dan Brexit tampaknya memperburuk kekurangan tenaga kerja yang sudah berlangsung lama di beberapa kelompok profesional. Tanpa ahli anestesi, banyak operasi tidak dapat terjadi," katanya.

Nuffield Trust menyalahkan penurunan dokter dipicu oleh birokrasi ekstra dan biaya yang lebih tinggi sebagai akibat langsung dari Brexit bagi petugas medis terlatih UE yang ingin bekerja di Inggris.

"Sejak kampanye referendum, biaya yang lebih besar, lebih banyak dokumen dan ketidakpastian visa karena Brexit telah menjadi salah satu hambatan terbesar untuk merekrut dan mempertahankan dokter UE dan EFTA," kata McCarey.

Penelitian yang diterbitkan pada Maret 2021 menemukan bahwa Brexit telah membuat banyak dokter Eropa yang sudah berada di Inggris merasa tidak diterima, terasing, dan tidak aman tentang masa depan kehidupan kerja mereka di Inggris.

NHS memiliki 369 lebih sedikit ahli bedah kardiotoraks, 288 lebih sedikit dokter anak dan 165 lebih sedikit psikiater jika pola rekrutmen terlihat sebelum Brexit.

Brexit memiliki efek yang jauh lebih merusak pada kemampuan NHS untuk mempekerjakan perawat dari UE. Sementara 9.389 perawat dan bidan yang telah dilatih di blok tersebut mulai bekerja di Inggris pada 2015-2016, hanya 663 yang melakukannya pada 2021-2022, menurut data yang dirilis oleh Dewan Keperawatan dan Kebidanan (NMC) pada Mei.(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami