search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tradisi Nyongkolan dan Sorong Serah di Pernikahan Putra Wabup Lombok Barat
Selasa, 14 Februari 2023, 10:52 WITA Follow
image

beritabali/ist/Tradisi Nyongkolan dan Sorong Serah di Pernikahan Putra Wabup Lombok Barat.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NTB.

Nyongkolan adalah sebuah kegiatan adat yang menyertai rangkaian acara dalam prosesi perkawinan pada suku sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat. 

Kegiatan ini berupa arak-arakan kedua mempelai dari rumah mempelai pria ke rumah mempelai wanita, dengan diiringi keluarga dan kerabat mempelai pria, memakai baju adat, serta rombongan musik yang bisa gamelan atau kelompok penabuh rebana, atau disertai Gendang beleq pada kalangan bangsawan.

Seperti yang dilaksanakan di acara pernikahan putra dari H Lalu Daryadi dan Wakil Bupati (Wabup) Lombok Barat Hj Sumiatun, Lalu Ivan Indaryadi dengan Ramadhaniaty, putri dari HM Taufiq dan Nurul Mastura (alm), Minggu (12/2). 

Pejabat Wakil Bupati Lombok Barat yang masih tergolong kalangan bangsawan di Lombok ini, melangsungkan adat perkawinan putranya dengan adat Sasak. Mulai dari prosesi merariq, sejati, selabar, nunas wali, nikah, bait janji, nyerah gantiran, aji krama atau sorong serah dan nyongkolan.

Nyongkolan digelar  dari kediaman Wabup di Desa Sekotong Tengah, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat menuju Kota Mataram.

Diikuti sekitar 4-5 ribu orang pengiring atau peserta dengan diiringi oleh 15 sekehe gendang beleq. Tradisi budaya Nyongkolan dalam tradisi perkawinan putra bupati Lombok Barat ini dengan adat Sasak ini diklaim sebagai parade adat Nyongkolan terbesar selama ini di Lombok. 

Tujuan dari prosesi Nyongkolan ini adalah untuk memperkenalkan pasangan mempelai tersebut ke masyarakat, terutama pada kalangan kerabat maupun masyarakat di mana mempelai perempuan tinggal, karena biasanya seluruh rangkaian acara pernikahan dilaksanakan di pihak mempelai laki-laki.

Sebagian peserta dalam prosesi ini  membawa beberapa benda seperti hasil kebun, sayuran maupun buah-buahan yang akan bibagikan pada kerabat dan tetangga mempelai perempuan nantinya.

Pada kalangan bangsawan urutan baris iring-iringan dan benda yang dibawanya memiliki aturan tertentu.

Iring-iringan Nyongkolan putra Wabup Lombok Barat ini menarik masyarakat untuk menonton karena suara gendangnya membahana. Layaknya acara Nyongkolan warga lainnya di akhir pekan, Nyongkolan putra Wabup Lombok Barat ini juga sempat membuat macet jalan.  

Untuk peserta nyongkolan, diperkirakan sekitar 4-5 ribu pengiring. Itu berasal dari Lobar dan dari Lombok Tengah (Loteng) karena banyak keluarga dari Lalu Daryadi berasal dari Loteng. Pengiring ini diangkut menggunakan sekitar 300 unit kendaraan. Khusus dari dua kecamatan, seperti Lembar minimal 10 kendaraan yang disiapkan per desa, sehingga ada 100 kendaran.

Sementara suasana Sorong Serah dan Nyongkolan di rumah mempelai perempuan diawali dengan parade iring-iringan pengiring sepanjang ratusan meter bahkan mencapai satu kilometer. Pengiring mengiringi pengantin, diiringi musik gendang beleq. Mereka berbaris rapi. 

Kedua mempelai yang duduk di sebuah singgasana ditandu oleh ratusan orang secara bergiliran menuju kediaman mempelai perempuan. Terlihat sakralnya prosesi adat itu. Kepolisan bersama Satpol PP dan panitia pun mengamankan jalannya prosesi demi prosesi adat itu.

H Lalu Daryadi mengatakan, prosesi pernikahan putranya menggunakan adat Sasak yang tujuannya untuk melestarikan tradisi budaya Sasak. Acara gawe adat pernikahan putranya sendiri, dilaksanakan mulai dari 9-13 Februari. Prosesi nyongkolan diadakan Minggu, 12 Februari 2023 diiringi sekitar 15 sekahe gendang beleq.

Sementara itu, Panitia Pelaksana Nyongkolan, Rochidi mengatakan prosesi adat pernikahan Lalu Ivan ini merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan tradisi adat Sasak. 

“Dan beliau merupakan tokoh Sasak (bangsawan) sehingga tentu mengikuti adat dan tradisi Sasak, guna menjalankan warisan leluhur kita,”kata kades Buwun Mas ini.

Mulai dari prosesi adat, memaling, sejati, selabar, akad nikah, sampai dengan sorong serah dan Nyongkolan. ”Terakhir kita adakan sorong serah dan nyongkolan, ini mungkin parade budaya Sasak terbesar, ”kata dia.

Kemudian yang dari Sekotong, para pengiring berasal dari 9 desa yang disiapkan minimal 100 hingga 150 kendaraan. “Ini dari swadaya masyakarat,”ujarnya.

Iring-iringan kendaraan ini diupayakan agar jangan sampai menggangu arus lalu lintas, apalagi membuat kemacetan.

Panitia lain, Agus Sutrisman, menyebut jumlah pengiring dari kecamatan Lembar sebanyak 1.250 orang. Jumlah kendaraan yang disiapkan sebanyak 108 roda empat, lima unit bus, dan mini bus empat unit. “gendang beleq lima buah,” jelas Camat Lembar ini.

Editor: Robby

Reporter: bbn/lom



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami