Warga Bali Diminta Waspada Kekeringan Sebagai Dampak El Nino
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan fenomena El Nino terjadi pada Juli dan Agustus 2023 dimana kondisi ini dapat memicu kekeringan di beberapa wilayah Pulau Bali.
Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar I Nyoman Gede Wiryajaya mengatakan, BMKG dan institusi dunia memprediksi adanya El Nino setelah semester satu ini.
"Jadi semester dua itu kan bisa Juli dan Agustus ada El Nino. Dan, El Nino merupakan suatu fenomena alam yang bersifat global tapi dampaknya kita rasakan secara lokal dan bervariasi di masing-masing wilayah," kata Wiryajaya saat dihubungi Rabu (10/5).
Ia menerangkan, dampak dari El Nino bisa berupa berkurangnya curah hujan dari kondisi normal dan terjadi musim kemarau serta memicu kekeringan panjang. Tapi bisa juga terjadi dampak yang kecil kalau El Nino ini tidak menguat.
"Bisa jadi musim kemarau lebih kering dan lebih panjang. Kita akan terus monitor, ini dampaknya bervariasi, kita belum tahu seberapa dampaknya di Bali. Nanti kita evaluasi setelah lewat itu, ternyata dibandingkan curah hujannya normal atau di bawah itu," ujarnya.
"Bisa jadi dampaknya kecil. Kita lihat (nanti) El Nino ini sifatnya lemah, medium, atau kuat. Nanti di Juli dan Agustus kita prediksi dari normal ke lemah. Kalau dia menguat, baru kita waspada sekali, nanti kita infokan lagi," lanjutnya.
Ia juga menyebutkan bahwa Pulau Bali pernah terdampak El Nino di masa lalu. Yang perlu diwaspadai ketika fenomena alam itu menguat adalah kepada kekeringan yang panjang yang berpotensi berdampak ke sejumlah wilayah di Bali.
"Tapi kita waspadai dulu, kalau El Nino kuat kita harus waspada sekali. Karena dampaknya terhadap curah hujan, kekeringan dan segala macam. (Bisa terjadi kekeringan) kalau kuat, kemudian berdampak di Bali. Bisa jadi untuk daerah yang secara geografis dan topografis itu umum kering bisa kita waspadai. Bisa (kekurangan) air bersih," ujarnya.
Ia juga menyebutkan bahwa fenomena El Nino bila menguat juga akan berdampak kepada pertanian di Bali, karena terjadi kekeringan. Namun, pihaknya memprediksi El Nino yang akan terjadi tahun ini kekuatannya lemah.
"Tapi sampai saat ini belum ada laporan. El Nino kan belum terjadi dan kita prediksi juga lemah. Kita pantau terus kalau menguat," ungkapnya.
Wilayah Bali yang berpotensi terkena dampak El Nino yang menguat tergantung letak geografis dan topografisnya.
"El Nino itu kan global. Tapi kalau di Bali saja itu (tergantung) geografisnya. Kalau dampaknya berkurang curah hujan dari kondisi normalnya. Ini juga tergantung dari posisi geografis dan topografis setempat. Ada tiga, pengaruh global seperti El Nino dan La Nina. Pengaruh regional seperti musim hujan dan musim kemarau, kemudian pengaruh lokal yang besar, itu topografi dan geografi setempat," ujarnya.
Namun, pihaknya mengimbau kepada warga agar tetap waspada kepada fenomena El Nino, terutama di sektor pertanian dan lainnya yang ada di Pulau Bali. "Kita mengimbau masyarakat selalu waspada terhadap potensi El Nino ini yang bisa memberikan dampak pada sektor pertanian dan lain-lain, kebencanaan juga bisa terjadi. Agar selalu mengupdate informasi dari BMKG, BPBD agar bisa dimanfaatkan untuk pengurangan risiko bencana dan pengurangan kemungkinan kerugian," ujarnya.
Editor: Robby
Reporter: bbn/net