search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Invasi Makin Kacau, Pasukan Rusia di Ukraina Tolak Perintah 'Jihad'
Rabu, 5 Juli 2023, 12:31 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Invasi Makin Kacau, Pasukan Rusia di Ukraina Tolak Perintah 'Jihad'

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Seorang tentara Rusia di Ukraina mengatakan dia dan prajurit lain di unit yang sama menolak perintah komandan resimennya untuk melancarkan misi bunuh diri atau suicidal orders.

Dalam dunia militer, misi bunuh diri merupakan salah satu perintah untuk melancarkan serangan berbahaya yang memungkinkan nyawa menjadi taruhannya.

Tentara Rusia itu diketahui merupakan prajurit wajib militer yang dikerahkan ke Resimen 1428 di Bakhmut, Ukraina. Ia mengirim video ke media independen yang kerap menerjemahkan materi perang di Ukraina, WarTranslated.

Menurut terjemahan WarTranslated, tentara itu mengatakan dia dan unitnya dari Resimen 1428 telah dihukum karena kekalahan baru-baru ini di Bakhmut. Wilayah di timur Ukraina itu memang telah menjadi titik panas perang Rusia vs Ukraina dalam beberapa bulan terakhir.

Tentara itu mengatakan komandan unitnya menghukum dia dan prajurit lainnya dengan menyita seluruh senjata mereka.

Prajurit itu menuturkan sang komandan juga telah memerintahkan ia dan pasukan untuk kembali ke medan perang. Namun, Ia dan prajurit lainnya menolak terlibat dalam pertempuran lebih lanjut karena minimnya pelatihan.

"Seperti yang dikatakan komandan resimen, kami bergabung di sini sebagai korps sukarelawan. Kami ingin segera memberi tahu bahwa kami belum menandatangani kontrak apa pun yang mengatakan kami adalah sukarelawan," ucap prajurit itu seperti dikutip Newsweek pada Selasa (4/7).

"Kami tidak menolak untuk berperang tapi hanya akan melakukan misi pertahanan wilayah yang selama ini kami persiapkan. Kami tidak ingin melakukan perintah yang tidak masuk akal dan misi bunuh diri," paparnya menambahkan.

Prajurit itu mengatakan perintah komandan semakin tidak masuk akal ketika sebuah konvoi pasukan dari unitnya gugur akibat tembakan artileri musuh saat mendekati garis depan peperangan.

Ia juga mengatakan keluhan mereka tidak dilaporkan kepada petinggi militer di Rusia. Prajurit itu mengklaim ada perwira berpangkat rendah ingin "mengembalikan kami ke resimen dan mengintimidasi kami melalui penindasan brutal."

Seorang pakar politik Rusia, Jason Jay Smart, mengatakan banyak video beredal soal tentara Rusia yang dikerahkan ke Ukraina untuk dijadikan umpan dalam misi bunuh diri.

Smart mengatakan hal ini semakin mungkin setelah tentara swasta Wagner Group menarik diri dari medan perang di Ukraina, terutama Bakmut.

Sementara itu, selama ini Rusia mengandalkan pasukan paramiliter seperti Wagner Group untuk membantu melancarkan invasi di Ukraina.

"Kebenarannya adalah bahwa para prajurit ini benar. Saat ini, setelah pasukan Wagner Group [Yevgeny] Prigozhin ditarik keluar medan perang, tugas sebagai umpan meriam akan diberikan kepada pasukan Angkatan Darat reguler Rusia," kata Smart.

"Tidak diragukan lagi, anggota keluarga prajurit Rusia ini akan menjadi khawatir, mengetahui bahwa tampaknya putra atau suami mereka akan pergi, hampir dipastikan akan mati. Namun, sisi baiknya: Adalah baik bahwa penduduk Rusia memahami betapa sedikitnya kepedulian Kremlin terhadap mereka atau orang yang mereka cintai," ucapnya menambahkan.

Laporan ini datang ketika kabar soal kondisi pasukan Rusia yang kewalahan di Ukraina terus bermunculan. Meski masih membombardir Ukraina, invasi Rusia disebut makin kacau akibat kondisi hingga koordinasi di antara para unit militer di medan perang kian memburuk.(sumber: cnnindonesia.com)


 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami