search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Putin Diduga 'Ngumpet' di Rumah Pribadi Saat Wagner Group Berontak
Kamis, 6 Juli 2023, 09:05 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Putin Diduga 'Ngumpet' di Rumah Pribadi Saat Wagner Group Berontak

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Presiden Rusia Vladimir Putin ternyata melarikan diri dari Moskow, saat Yevgeny Prigozhin memimpin upaya pemberontakan Wagner Group ke Rusia.

Salah satu mantan orang terkaya di Rusia, Mikhail Khodorkovsky, mengaku memantau pergerakan Presiden Rusia selama pemberontakan singkat Wagner pada 24 juni lalu.

Melalui salah satu kontaknya, Khodorkovsky mengungkapkan bahwa Putin meninggalkan Moskow dengan pesawat selama upaya kudeta Wagner. Diduga dia "kabur" ke kediamannya di Valdai yang terletak antara wilayah Tver dan Novgorod, yang terletak sejauh 400 kilometer.

"Kami sedang memantau Putin pada saat itu. Sepertinya memang dia meninggalkan Moskow dan kemungkinan besar pergi ke Valdai ke kediamannya," ungkap Khodorkovsky, dikutip Newsweek.

Khodorkovsky juga mengatakan sebuah pesawat yang "hanya digunakan oleh Putin" berangkat dari Moskow pada 24 Juni menuju barat laut Rusia. Pesawat itu juga menghilang dari pelacak penerbangan "di suatu tempat di sekitar Valdai."

Valdai yang terletak di barat laut Rusia adalah lokasi properti yang dimiliki Putin.

Media lokal menyebut pada awal Januari lalu bahwa sistem pertahanan udara Pantsir-S1 ditempatkan di dekat kediaman pribadi Putin itu, setelah serangan drone di dalam wilayah Rusia.

Absennya Putin saat pemberontakan memicu spekulasi tentang keberadaannya. Sehingga informasi terbaru dari Khodorkovsky adalah indikasi terbaru bahwa Putin tidak berada di Moskow.

Khodorkovsky sendiri adalah seorang mantan eksekutif perminyakan Rusia yang memimpin perusahaan energi Yukos, sebelum menghabiskan satu dekade di penjara Rusia atas tuduhan bermotivasi politik.

Pada 24 Juni lalu, bos tentara bayaran Wagner, Prigozhin, memulai upaya pemberontakan di salah satu kota perbatasan Rusia. Upaya "kudeta" itu dilakukan setelah Prigozhin menuding militer Rusia melakukan penyerangan di kamp-kamp milik Wagner.(sumber: cnnindonesia.com)
 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami