Cina-Rusia Incar Negara Yang Disanksi Barat Untuk Gabung SCO
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Cina dan Rusia kabarnya berkeinginan menambah anggota Shanghai Cooperation Organisation (SCO). Caranya, kedua negara itu bakal mengajak negara yang sedang disanksi Barat untuk bergabung.
South Cina Morning Post melaporkan, dua negara yang tampaknya bakal bergabung adalah Iran dan Belarusia. Dengan memasukkan kedua negara tersebut, SCO "memberi sinyal" kepada dunia bahwa ada pilihan lain untuk integrasi Eurasia yang lebih besar dan melawan hegemoni Barat.
"Kita sedang melihat SCO meningkatkan popularitasnya di antara negara 'yang tidak sejalan' di dunia. Secara geopolitik, Cina dan Rusia sedang mencari pertandingan panjang di sini," kata Analis Risiko Global ODI Ilayda Nijhar.
Cina dan Rusia membangun blok ini pada 2001 dengan anggota awal yakni Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, dan Uzbekistan. India dan Pakistan lalu bergabung pada 2017.
Pada tahun ini Iran bergabung disusul dengan Belarusia yang juga sedang berada di bawah sanksi Barat.
Negara-negara anggota juga dapat mengundang "mitra dialog" untuk mengambil bagian dalam diskusi khusus. Lebih dari selusin negara telah diberi status ini sejauh ini, dengan yang terakhir adalah Bahrain, Kuwait, Uni Emirat Arab, Maladewa, dan Myanmar.
Raffaello Pantucci, rekan senior di S Rajaratnam School of International Studies di Singapura, mengatakan seruan Rusia minggu lalu untuk kerja sama yang lebih dalam di antara blok tersebut menunjukkan bahwa negara yang disanksi memiliki opsi alternatif.
"Yang menarik, negara yang sebetulnya tidak rentan terhadap Barat tetapi masih terlibat. India adalah contohnya dan negara-negara di Asia Tengah." kata Raffaello.
Baca juga:
Menkeu AS Singgung Persaingan dengan Cina
Di sisi lain, Zoon Ahmed Khan dari Tsinghua University mengungkapkan "negara-negara anggota" punya pemahaman yang sama bahwa negara SCO, atau dunia selatan secara luas bahkan telah dipengaruhi oleh banyak kebijakan koersif oleh negara-negara maju. Jadi mereka melihat kesamaan untuk bekerja sama."
Khan menambahkan, sejak krisis Rusia-Ukraina dimulai, banyak negara SCO merasa mereka rentan kepada tantangan ekonomi global. Keamanan energi dan pangan adalah tantangan utama.
Alhasil para anggota pun berkeinginan memperdalam peran mereka di bidang ekonomi. Contohnya adalah Uzbekistan yang menyerukan adanya "peta konektivitas transportasi yang menyatu".
Sementara, Kazakhstan menyerukan pendanaan investasi gabungan dan koperasi energi yang lebih banyak.
Lebih lanjut, para negara anggota juga sepakat dengan seruan Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk meningkatkan mata uang nasional ketimbang dollar Amerika Serikat dalam perdagangan.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net