search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Air dan Masa Depan Pangan Bali
Senin, 20 Mei 2024, 15:10 WITA Follow
image

beritabali/ist/Air dan Masa Depan Pangan Bali.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Berbicara masalah pangan tidak bisa terlepas dari sektor pertanian secara luas. Terkait sektor pertanian fokus kita tidak lepas dari tiga aspek penting yaitu tanah, air, dan lingkungan sekitarnya (suhu, penyinaran, kelembaban, cuaca, dll). 

Lepas dari ketiga aspek tersebut budaya pertanian di Bali sejak dahulu kala sudah menetapkan bagaimana pola pemeliharan, perawatan dan pengaturan air ini yang kita kenal dengan istilah Subak. Istilah subak  banyak dikenal orang dalam buku-buku pelajaran sekolah SD, SMP, SMA bahkan di Fakultas Pertanian ada mata kuliah khusus tentang Subak. 

Tetapi apakah kearifan lokal Bali yang kita warisi pakem-pakemnya dan standar operasionalnya bisa terus dilestarikan. Tentunya akan mengalami pergeseran seiring dengan tuntutan pola ruang wilayah, pertumbuhan ekonomi dan peningkatan jumlah penduduk yang harus mengorbankan pola ruang hijau sebagai “tabungan” sumber resapan air

Air identik sekali dengan bidang pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan. Ada tananam/ternak sebagai pemakai air ada juga tanaman sebagai penghasil air. Air murupakan komponen utama dalam proses fotosintesis yang merupakan proses tanaman menghasilkan makanan mereka sendiri. Tanaman memerlukan air untuk mengangkut nutrisi dari tanah dan melakukan proses fotosintetik yang mendukung pertumbuhan. 

Dalam produksi pangan, air merupakan salah satu unsur yang sangat penting. Air menjadi faktor kunci keberlanjutan pertanian dimana apabila air tidak tersedia maka produksi pangan dapat terhenti. Produksi pangan berhenti otomatis mengancam ketersediaan makanan bagi manusia. Lalu kita mau berbuat apa.

Khusus dalam bidang pertanian, pengairan tanaman dikenal dengan istilah  irigasi. Irigasi merupakan sistem untuk mengairi lahan dengan cara membendung sumber air. Irigasi banyak ditemukan di daerah pedesaan yang terdapat banyak area persawahan. Adapun manfaat air dalam bidang pertanian, yaitu antara lain menyuburkan tanaman seperti sawah, perkebunan dan lainnya.

Aliran yang ada di sawah merupakan bagian dari siklus hidrologi, yang terjadi secara terus menerus sepanjang tahun. Oleh karena itu sawah sangat membutuhkan aliran air, baik dari air irigasi, air hujan dan lainnya. Manfaat kedua yaitu mensuplai kecukupan air. Ketersediaan air sangat berpengaruh besar terhadap bidang pertanian. Jika air cukup maka akan meningkatkan produksi pertanian. Jika kekurangan air maka tanah menjadi retak-retak, akan terjadi kegagalan panen.

Tidak dipungkiri untuk menghasilkan pangan utama yaitu beras harus diawali dengan pengolahan tanah dengan bantuan air. Air berfungsi memudahkan pengelolaan tanah. Air jelas membantu petani dalam pengolahan tanah. Lewat proses pembajakan, tanah bisa diolah secara lebih merata. 

Air berperan membawa nutrisi/pupuk ke kapiler tanah, fungsi ini dikenal dengan penyerapan pupuk oleh tanaman, air memudahkan pemakaian pupuk. Setelah unsur hara diserap oleh akar, air juga membantu mengangkut semua unsur hara ke seluruh organ tanaman. Air juga sangat membantu memperlancar metabolisme pada proses fotosintesis tanaman lalu mengangkut hasilnya ke seluruh tubuh tanaman.

Sementara itu bila kita berada di areal persawahan kenapa suhunya begitu adem, ini adalah berkat adanya air. Air sangat membantu memelihara lahan dan suhu tanaman pertanian. Tidak hanya manusia tetapi air yang dialirkan menuju lahan pertanian dapat digunakan untuk menurunkan suhu tanah agar lebih kondusif dalam proses penanaman tanaman pertanian. Bagi  tanamannya sendiri, air  secara tak langsung dapat berfungsi sebagai pemelihara suhu tanaman. 

Tanaman yang kurang air kekurangan air dapat menyebabkannya menjadi kerdil dan perkembangannya abnormal. Jika hal ini dibiarkan secara terus-menerus tentu saja akan membuat tanaman menjadi menderita bahkan mati.

Sementara itu sub sektor perikanan dan peternakan peranan air sangat penting. Pemeliharaan ikan wajib tersedia air yang bersih, tidak tercemar bahan kimia/logam berat dan memiliki kadar oksigen yang cukup. Karena habitat ikan adalah di air. Ternak sapi juga membutuhkan air rata-rata minimal 10 liter/ekor/hari. 

Mengingat ternak besar ini dalam proses memamahbiaknya memerlukan air untuk membantu proses penguraian nutrisi di dalam pencernaanya. Air merupakan pembangun tubuh ternak, ikan dan tanaman, karena komposisinya mencapai 80-95 persen. 

Fakta di lapangan sekarang air kurang bisa dihormati sebagai “nyawa” bagi tanaman, ternak, ikan, lingkungan, dan manusianya sendiri. Air banyak kita lihat dicemari oleh limbah-limbah industri, sampah rumah tangga, limbah rumah tangga dan limbah UMKM. Ketegasan penegakan aturan harus dijalankan demi menyelamatkan seluruh mahluk yang ada di bumi. 

Jika air kita sudah teracam bagaimana nasib pertanian dan mahkluk yang ada di pulau ini. Penyadaran perawatan sumber air, menjaga sungai dari sampah, memanfaatkan air sebijak mungkin adalah slogan-slogan yang harus dipaku dalam setiap pola laku individu yang menghuni bumi ini. Konsep Tri Hita Karana, terutama menjaga lingkungan Bali harus disosialisasikan oleh penyuluh agama di seluruh banjar-banjar di Bali dan wajib diaplikasikan di masyarakat. 

Bisnis air yang memanfaatkan sumber-sumber air di hulu juga harus dikawal ketat, supaya subak-subak kita kita di hilir juga kebagian air untuk produksi pangan. Pengusaha yang merusak sumber air danhabitat air harus ditindak tegas karena regulasi baik undang-undang, Perda, Pergub kita sudah komplit. Lalu siapakah yang akan mengkawal dan mengeksekusinya?. 

Selamat hari air, selamat berlangsungnya World Water Forum di Bali. Semoga sukses dan ada hasil nyata dari event international ini.


Penulis

I Ketut Darmawan, S.Pt, M.Si 
Praktisi peternakan-pertanian, penggiat lingkungan, tinggal di Klungkung

Editor: Robby

Reporter: bbn/opn



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami