Korsel Marah Gegara Kehadiran Tentara Korut di Rusia
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Korea Selatan memanggil Duta Besar Rusia di Seoul Georgiy Zinoviev pada Senin (20/10) untuk melayangkan protes atas kehadiran ribuan pasukan Korea Utara di Negeri Beruang Merah.
Wakil Menteri Luar Negeri Korsel Kim Hong Kyun mengatakan kepada Zinoviev bahwa Seoul sangat mengkhawatirkan pengerahan pasukan Korut ke Rusia baru-baru ini. Kim pun meminta agar Rusia segera menarik pasukan Korut dari Kremlin.
"[Seoul menyatakan] kekhawatiran serius mengenai pengiriman pasukan Korea Utara baru-baru ini ke Rusia dan sangat mendesak penarikan segera pasukan Korea Utara," kata Kim kepada Zinoviev seperti dikutip AFP.
Pada Jumat (18/10), badan intelijen Korsel menyatakan sekitar 1.500 tentara pasukan khusus Korut telah tiba di Rusia, diduga untuk dikerahkan dalam perang Rusia-Ukraina. Ribuan pasukan itu merupakan gelombang pertama, yang akan disusul oleh gelombang berikutnya.
Citra satelit badan intelijen Seoul menunjukkan 1.500 prajurit dari elite "Korps Badai" tersebut telah tiba di Vladivostok dengan kapal militer Rusia.
Duta Besar Rusia Zinovyev pun mengatakan bahwa "kerja sama antara Rusia dan Korea Utara tidak ditujukan terhadap kepentingan keamanan Korea Selatan."
Ia merujuk pada kesepakatan militer yang ditandatangani Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin tertinggi Korut Kim Jong Un pada Juni lalu.
Presiden Korsel Yoon Suk Yeol telah bicara dengan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte pada Senin untuk menyampaikan kekhawatirannya mengenai kerja sama Rusia-Korut ini. Yoon mendesak NATO mengambil "tindakan balasan konkret" atas persoalan tersebut.
Rutte sementara itu menekankan bahwa NATO siap bekerja sama dengan Korsel. Ia menyampaikan kekhawatiran serius atas klaim Korsel dan meminta Seoul "mengirim delegasi ke NATO untuk berbagai informasi lebih rinci." (sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net