search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Saling Gempur Drone Rusia dan Ukraina Memanas Akhir Pekan Ini
Senin, 4 November 2024, 10:36 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Saling Gempur Drone Rusia dan Ukraina Memanas Akhir Pekan Ini

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Saling serang menggunakan pesawat nirawak (drone) Rusia dan Ukraina memanas pada akhir pekan ini.

Sebuah serangan udara drone Rusia dilaporkan telah menjangkau wilayah ibu kota Ukraina, Kyiv, sehingga merusak sejumlah bangunan, jalan, dan memotong aliran listrik sejumlah wilayah kota. 

Demikian keterangan resmi kepala administrasi militer di Kyiv, Serhiy Popko, pada Minggu (3/11) pagi seperti dikutip dari Reuters. Militer Ukraina pun memastikan pertahanan udara mencoba untuk menjatuhkan serangan udara drone tersebut.

Sejauh ini dilaporkan tidak ada korban dalam serangan drone Rusia ke distrik Shevchenkivskyi Kyiv itu.

Popko mengatakan belum diketahui pasti berapa banyak drone yang telah diluncurkan untuk menyerang Kyiv.

Sementara itu di distrik Shevchenkivskyi dan Holosiivskyi sejumlah bangunan terlihat rusak. Beberapa di antaranya adalah bangunan hostel dan kantor.

Distrik Shevchenkivskyi berada dekat dengan pusat Kyiv. Distrik itu dikenal sebagai tempat klaster kampus, restoran, dan atraksi turis. Sementara itu, distrik  Holosiivskyi adalah rumah bagi taman nasional. Dua distrik itu ada di pesisir barat dari Sungai Dnipro.

Sementara itu, Rusia mengklaim unit pertahanannya telah berhasil menjatuhkan 19 drone Ukraina sepanjang malam. Demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia yang dikeluarkan pada Minggu ini.

"Enam belas drone ditembak jatuh di wilayah selatan Rostov, sementara sisanya dicegat di wilayah Belgorod dan Bryansk yang berbatasan dengan Ukraina," demikian rilis Kemenhan Rusia via aplikasi pesan Telegram seperti dikutip dari Reuters.

Sabotase pertukaran tawanan perang

Sementara itu, pada Sabtu (2/11) lalu Jubir Kemenlu Rusia Maria Zakharova mengatakan Ukraina menyabotase pertukaran tawanan perang dengan Rusia dengan menjadikannya sebagai 'pertunjukan politik'.

"Ini adalah proses politik bagi rezim Kiev. Apalagi mereka menganggapnya sebagai alat untuk mempromosikan kepentingan mereka," ujar Zakharova dalam keterangannya.

Moskow memandang Ukraina tengah mempertahankan upaya intenrasional yang bertujuan memulangkan tawanan perangnya untuk menekan Rusia.

Zakharova juga menolak klaim Menlu Ukraina Andrii Sybiha yang menuduh Moskow menolak akses organisasi kemanusiaan internasional dan dokter ke tahanan Ukraina. (sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami