search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Sejarah Blahkiuh Gemakan PKB 2025 Lewat Sekaa Gong Wira Agra Kusuma

Minggu, 13 Juli 2025, 09:53 WITA Follow
image

beritabali/ist/Sejarah Blahkiuh Gemakan PKB 2025 Lewat Sekaa Gong Wira Agra Kusuma.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Sejarah Desa Blahkiuh di Kecamatan Abiansemal, Badung, menggema di ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII tahun 2025. Sekaa Gong Wira Agra Kusuma, Desa Blahkiuh tampil memukau di panggung terbuka Ardha Chandra, Art Center Denpasar, Sabtu (11/7/2025).

Sekaa Gong Kebyar Dewasa (GKD) duta Kabupaten Badung ini berbagi panggung dengan Sekaa Gong Duta Kabupaten Buleleng, dan sukses memikat ribuan penonton yang hadir menyaksikan garapan bertema sejarah desa mereka.

I Gusti Made Darma Putra selaku konseptor menyatakan, Sekaa Gong Wira Agra Kusuma membawakan tiga buah garapan seni. Yakni Tabuh Nem Lelambatan Periring Kreasi, Tari Kreasi Kebyaran, dan Fragmentari.

"Ketiga garapan ini terinspirasi dari Sejarah Desa Blahkiuh. Yaitu mulai dari sejarah Singasari sebagai cikal bakal Desa Blahkiuh. Kemudian adanya keberadaan Pura Luhur Giri Kusuma dengan berbagai taksunya dan adanya Tari Kecak Blahkiuh," ujarnya disela-sela penampilan.

Untuk Tabuh Nem Lelambatan Periring Kreasi "Giri Kusuma" sebagai pembuka, Darma Putra menjelaskan garapan ini merupakan ungkapan rasa syukur kepada Sang Maha Pencipta atas anugerah kehidupan dan harmoni semesta.

"Tabuh ini sebagai bentuk refleksi sebuah euporia akan pencapaian hal tersebut, dituangkan lewat alunan melodi dengan ornamentasi pola ritme dalam sebuah pola garap Tabuh Nem Lelambatan Periring Kreasi," katanya.

Sementara Tari Kreasi Kekebyaran berjudul "Kakundur" memanifestasikan permata budaya Desa Blahkiuh. Tarian ini lahir dari nafas leluhur dan terinspirasi keagungan Hyang Ratu Panji di Pura Luhur Giri Kusuma.

“KAKUNDUR bukan sekadar sebuah tari kreasi, tetapi pusaka gerak yang menari dalam gema waktu, menggetarkan bumi dengan irama cak yang terpatri abadi dalam Semesta Jagat Kertih," jelas Darma Putra.

Sebagai penutup, fragmentari berjudul "Sabda Prawara" menggambarkan kisah di balik kejayaan, ambisi kekuasaan, hingga pergulatan batin di persimpangan spiritual.

Sabda yang lahir dari bayang-bayang kekuasaan itu tak sekadar gema, melainkan gelegar yang menggetarkan langit batin dan meruntuhkan dinding keyakinan.

Dalam garapan ini, mantra sakral menggema dan medan laga berubah menjadi altar pengorbanan. “Sabda Prawara diujung lidah raja, takdir berbelok arah”.

Sekaa Gong Wira Agra Kusuma melibatkan total 32 orang penari dan penabuh dalam pementasan yang sarat makna tersebut.

Editor: Redaksi

Reporter: Diskominfo Badung



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami