The next-generation blog, news, and magazine theme for you to start sharing your stories today!
Save on Premium Membership
Get the insights report trusted by experts around the globe. Become a Member Today!
View pricing plansNew York, USA (HQ)
750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845Call: 469-537-2410 (Toll-free)
hello@blogzine.comSingaraja Peringati 100 Tahun Puisi Indonesia di Bali Lewat Rabu Puisi
BERITABALI.COM, BULELENG.
Kota Singaraja menjadi saksi peringatan satu abad kelahiran puisi Indonesia di Bali. Komunitas Mahima menggelar acara Rabu Puisi pada 1–2 Oktober 2025 di Gedung Sasana Budaya Singaraja, berisi seminar, diskusi, lokakarya, pembacaan puisi, hingga musikalisasi puisi.
Kelahiran puisi Indonesia di Bali diyakini terjadi pada 1 Januari 1925 lewat karya Gd.P. Kertanadi berjudul “Selamat Tahun Baru untuk Bali Adnjana” yang terbit di kalawarta stensilan Bali Adnjana. Bersamaan tahun itu, ada dua puisi lain yaitu “Assalamualaikum” karya WD dan “Ilmu” karya AWD, yang dimuat di Surya Kanta.
Baca juga:
Workshop Kreatif Yayasan Sadewa: Menginspirasi Disabilitas Tuna Netra Lewat Musikalisasi Puisi
“Media massa memainkan peran penting dalam kelahiran dan kehidupan sastra di Bali zaman kolonial dan sesudahnya. Sama dengan era kemerdekaan dan bahkan sampai sekarang, media massa menjadi salah satu pilar perkembangan sastra,” kata Prof. I Nyoman Darma Putra dalam seminar bertajuk Singaraja Ibukota Puisi, Rabu (1/10/2025).
Darma Putra mengungkapkan, dari arsip media massa Bali periode 1925–1939 ditemukan 39 judul puisi yang tersebar di Surya Kanta, Bali Adnjana, Bhawanegara, dan Djatajoe. Ciri puisi era kolonial umumnya berbentuk syair dengan persamaan bunyi akhir, namun mulai berkembang ke arah bentuk bebas menyerupai puisi modern.
Ketua Komunitas Mahima, Kadek Sonia Piscayanti, menegaskan program Rabu Puisi digelar lebih besar pada momentum ini dengan dukungan Badan Bahasa Kemendikdasmen RI. “Saya senang sekali membawa Rabu Puisi ke panggung yang lebih luas, ke publik. Ini kami rancang untuk menumbuhkan kembali kesadaran puisi di Bali,” ujarnya.
Selain seminar, hari pertama diisi open mic dari Klub Rabu Puisi Komunitas Mahima serta lokakarya penciptaan puisi bersama penyair Pranita Dewi dan Nanoq da Kansas. Hari kedua, Kamis (2/10/2025), tampil 10 penyair muda Bali dengan pertunjukan musikalisasi puisi dari komunitas sastra di Singaraja, Negara, dan Denpasar.
Sekretaris Disdikpora Buleleng, Ida Bagus Gde Surya Bharata, mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, puisi adalah denyut rasa nurani bangsa. “Tradisi sastra yang kita rawat hari ini sejatinya adalah ikhtiar untuk nanggung santya loka Bali,” katanya.
Ia menambahkan, di tengah derasnya arus digital, kegiatan literasi seperti Rabu Puisi menjadi penting untuk menjaga identitas dan nilai luhur generasi muda Buleleng.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/rls
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
