Subak Tubuh Desa Pejeng Kaja Panen Padi Organik, 1 Hektar Hasilkan 5,9 Ton
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, GIANYAR.
Petani Subak Tubuh, Desa Pejeng Kaja, Kecamatan Tampaksiring memanen pertanian organik, Kamis (29/12). Hasil panen mencapai 5,9 ton per hektare.
Perbekel Desa Pejeng Kaja, I Wayan Jana, menyatakan awalnya mengajak petani kembali ke alami sangat sulit.
“Ada yang tidak mau. Syukur ada beberapa pekaseh mau yakni subak Tubuh, Telaga Sari dan Kutuh. Subak itu mendukung. Panen kali ini diikuti 3 subak, per subak masing-masing 1 hektare,” ujarnya.
Dari hasil diskusi dengan petani, ternyata harus ada subsidi pupuk. “Di desa tidak bisa, karena sub anggaran sudah habis. Mudah-mudahan ke depan, pak bupati bisa menganggarkan untuk pengembangan padi organik. Tahun 2023 kami rencanakan 4 hektare organik berkelanjutan,” ujarnya.
Diharapkan 9 subak lainnya di Pejeng Kaja ikut padi organik. Apalagi, percontohan saja sudah sukses menghasilkan panen. “Hasilnya melebihi apa yang diperkirakan,” jelasnya.
Kepada para pekaseh dan para petani, pihaknya mengucapkan terimakasih. “Karena telah ikut menyukseskan ketahanan pangan. Dumugi Ida Batara ngicen kerahayuan menjalankan amanah masyarakat,” terangnya.
Sementara itu, Komandan Kodim 1616/Gianyar, Letkol Eka Wira Putra, hadir dalam panen padi organik perdana di Subak Tubuh, menyatakan langkah ke depan, kualitas dan kuantitas harus ditingkatkan, termasuk kontinuitas (berkelanjutan) harus dilakukan.
“Bagus kualitas dan kuantitas tapi tidak kuntinyu (berlanjut, red), baru diambil stok habis, terus habis. Jangan hangat tahi ayam, baru tidak ada subsidi dana, enduk bayune, sing dadi keto (lemas, gak boleh gitu, red), harus survive,” jelasnya.
Selanjutnya, butuh link dan network, apakah bekerja sama dengan pihak ketiga atau ada solusi lain. “Pokoknya kami minta tolong, agar 9 subak di Pejeng Kaja harus semua ikut seperti Sidan. Tapi Sidan jangan terlena, baru Sidan bagus, malah Sidan enduk bayune,” ungkapnya.
Dandim juga memerintahkan Koramil dan Babinsa untuk mensuport pendampingan kepada para petani. “Secara teknis dijelaskan oleh dinas. Tapi secara moril itu yang penting. Dari kami, mendukung pendampingan ketahanan pangan,” jelasnya.
Diakui, dalam proses, ada jatuh bangun. “Sekarang semangat, dalam hidup ada fase down, maka butuh pendampingan, harus team work, didukung semua pihak, semoga apa yang dicita-citakan bisa tercapai,” tutupnya.
Editor: Robby
Reporter: bbn/gnr