search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Perairan di Perbatasan Indonesia Rawan Aktivitas Ilegal
Selasa, 23 Agustus 2022, 10:27 WITA Follow
image

bbn/suara.com/Perairan di Perbatasan Indonesia Rawan Aktivitas Ilegal.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Pertemuan ASEAN Navy Chief Meeting (ANCM) ke-16 yang diadakan di Bali, Senin (22/8/2022) akan membahas situasi keamanan Laut China Selatan (LCS) dan beberapa perairan di wilayah perbatasan antarnegara yang dinilai rawan, yaitu Selat Malaka, Selat Singapura, dan Laut Sulu.

Dalam hal ini Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan pihaknya banyak mendapatkan adanya aktivitas illegal seperti adanya Imigran Ilegal, penyelundupan baby lobster hingga minuman keras.

Adanya potensi ancaman ini membuat seluruh kepala staf angkatan laut negara di kawasan Asia Tenggara sepakat meningkatkan kerja sama. Kerjasama yang dimaksud dalam bentuk patroli terkoordinasi guna menjaga stabilitas perairan dan mencegah kegiatan ilegal.

"Kami semuanya sikapnya menjaga stabilitas (di Laut China Selatan). Tentunya tidak selalu harus patroli bersama-sama, tetapi juga dilakukan dengan diplomasi dan kegiatan latihan-latihan bersama," kata Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono.

Menurutnya perairan di perbatasan Indonesia seperti halnya Selat Malaka, Selat Singapura, dan Laut Sulu, perlu mendapat perhatian khusus dari seluruh angkatan laut negara-negara Asia Tenggara.

Hal ini karena TNI Angkatan Laut sebelumnya telah menghalau adanya aktivitas ilegal di daerah perairan tersebut.

"Yang pernah kami tangkap penyelundupan narkoba, kemudian imigran ilegal, PMI (pekerja migran Indonesia) yang hampir tiap minggu selalu mendapatkan itu, kemudian (penyelundupan) baby lobster, minuman keras. Hal-hal seperti itu, kalau tidak ada kerja sama dengan mereka, kita capek sendiri," katanya.

Yudo, yang memimpin pertemuan tingkat kepala AL se-ASEAN itu, menjelaskan ANCM ke-16 juga membahas terkait kesejahteraan dan keamanan kawasan Indo-Pasifik, terutama di Asia Tenggara.

"Secara intens kami melaksanakan pertemuan ini, tentu akan lebih mudah kami berkoordinasi," tambahnya.

ANCM merupakan pertemuan rutin tahunan antarkepala angkatan laut di negara-negara kawasan Asia Tenggara. Untuk pertama kalinya di 2022, pertemuan itu kembali digelar secara langsung setelah dua tahun sebelumnya berlangsung secara virtual karena pandemi COVID-19.

Pada ANCM ke-16 2022, TNI AL mewakili Indonesia sebagai tuan rumah. Yudo mengatakan hampir seluruh kepala staf angkatan laut di Asia Tenggara mengikuti pertemuan secara langsung di Bali, kecuali kepala AL Kamboja berhalangan hadir karena sakit.

"Kemudian, dari Laos, karena memang tidak ada angkatan lautnya, jadi yang hadir kepala staf umumnya," katanya.

Dia menilai ANCM ke-16 yang digelar secara tatap muka memungkinkan para kepala staf AL berkomunikasi lebih intens dan tidak hanya membahas sejumlah agenda terprogram.

"Kami bisa berinteraksi langsung dengan mereka, bukan yang sudah terprogram saja; sehingga hubungan antarpersonel lebih dekat apabila langsung bertemu," ujar Yudo Margono.

Editor: Robby

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami