search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Keluh Kesah Gaji SBY Lemahkan Motivasi Rakyat
Senin, 24 Januari 2011, 18:23 WITA Follow
image

images.google.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Keluhan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait gajinya terus mendapat kritikan dari berbagai pihak. Ketua Umum Nasional Demokrat, Surya Paloh menyatakan keluhan itu tidak etis diucapkan seorang presiden karena bisa melemahkan motivasi rakyat Indonesia. Hal ini disampaikan Surya Paloh usai melantik Dewan Pimpinan Wilayah Nasional Demokrat Bali, di Sanur hari ini (24/1). Acara ini juga dihadiri tokoh politik nasional, Sultan Hamengku Buwono X.

Menurut Surya Paloh, keluhan Presiden SBY soal jumlah gajinya bukan mencerminkan sosok pemimpin dan negarawan yang siap berkorban bagi rakyatnya. "Ketika masalah-masalah yang menyangkut kebutuhan gaji dikeluhkan kepada publik, itu bisa melemahkan daya juang kita sebagai masyarakat. Masyarakat yang lebih banyak belum merasa berkecukupan dalam kehidupan sehari-hari tentu akan bertanya kepada siapa lagi mereka akan mengadu," ujar Surya Paloh.

Selain bisa melemahkan motivasi masyarakat, keluhan Presiden SBY soal gajinya juga tidak memberi nilai pendidikan bagi masyarakat dan malah akan menimbulkan polemik yang tidak berkesudahan.

"Kredibilitas dan kepemimpinan presiden akan semakin rusak. Kalau kredibilitas ini makin rusak, pemerintahan akan menjadi tidak kuat untuk menjaga stabilitas. Jika stabilitas lemah, maka pemerintahan tidak akan bisa melaksanakan pembangunan dengan baik. Daripada pembangunan tidak bisa jalan, kita Nasional Demokrat siap menambah jumlah gaji presiden," tegas Paloh.

Surya Paloh meminta agar keluhan soal gaji dari seorang presiden tidak terulang lagi di kemudian hari. "Ini sudah keterlaluan, ini bukan sekadar joke lagi. Masyarakat sudah semakin kritis, kita khawatir ini bisa merusak semuanya. Seorang pemimpin harus bisa menjaga ucapan dan perbuatannya, karena ucapan pemimpin memberi arti tersendiri baik positif maupun negatif terhadap bangsa ini," pungkasnya.

 

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami