search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Takut Hari Kiamat, Satu Keluarga di AS Bunuh Diri
Kamis, 29 Januari 2015, 19:00 WITA Follow
image

inilah/cnncom

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Lima orang dalam satu keluarga di Springville, negara bagian Utah, AS, Selasa (27/1/2015) ditemukan tewas misterius. Indikasi awal menyebutkan mereka khawatir Hari Kiamat segera datang.

Situs cnn.com melaporkan suami-istri Benjamin dan Kristi Strack ditemukan tewas di tempat tidur. Di lantai, tak jauh dari keduanya, berbaring tak bernyawa tiga anak mereka berusia antara 11 sampai 14 tahun. Polisi tidak menemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh seluruh anggota keluarga itu. Ada cairan dalam cangkir yang kini masih diteliti.

Kesimpulan awal penyelidikan polisi menyebutkan suami-istri itu, bersama anak-anak mereka, bunuh diri. Benjamin dan Kristi menenggak obat-obatan dosis racun, dan memberikan metadon pengganti heroin kepada dua anak mereka yang lebih muda.

Benson, anak keduanya yang berusia 14 tahun, juga menenggak obat-obatan dosis beracun. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah seluruh dari tiga anak itu sepakat bergabung dalam aksi bunuh diri kedua orang tua mereka, atau mereka bertiga -- atau salah satunya -- dipaksa.

Jika kesimpulan ini terbukti, muncul pertanyaan lain; mereka melakukan tindakan nekad ini? Pernyataan J.Scott Finlayson, kepala polisi Sprinville, menyebutkan suami-istri Benjamin dan Kristi khawatir akan datangnya hari kiamat.

Kesimpulan ini muncul setelah polisi mewawancarai teman-teman dan kerabat Strack. Jadi, menurut Finlayson, motif bunuh diri ini adalah tema cukup umum di AS.

Beberapa teman keluarga Strack yakin Benjamin dan Kristi percaya kematian adalah perpindahan hidup. Mereka memilih menjalani hidup di alam lain.

Namun, dari hasil penggeledahan di rumah keluarga itu, polisi tidak menemukan petunjuk keluarga itu terlibat dalam satu perkumpulan keagamaan. Setidaknya, semacam sekte Hari Kiamat.

Polisi hanya menemukan notebook dengan tulisan sebelum keluarga itu pergi berlibur, yaitu meminta seseorang memberi makan hewan peliharaan mereka. Tidak ada catatan rencana bunuh diri.

Yang menarik adalah Benson menuliskan catatan tentang kematian. Kepada rekannya dia menulis dirinya bisa mati, dan akan mewariskan harta pribadinya. "Hanya ini indikasi yang menguatkan keluarga ini telah merencanakan aksi bunuh diri massal," ujar polisi.

Peneliti menyimpulkan Benson sudah tahu akan mati, dan terpengaruh kepercayana apokaliptik orang tuanya. Dua adiknya; Emery dan Sion Strack, mungkin terlalu muda untuk tahu. Merkea berusia 11 dan 12 tahun. Hasil otopsi menyimpulkan penyebab kematian anak-anak adalah metadon dan diphenhydramine dosis lebih.

Kristi, berusia 36, keracunan obat metadon, dextrorphan, diphenhydramine dan doxylamine, yang ditenggak bersamaan. Benjamin Strack, berusia 37, keracunan heroin tingkat tinggi.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami