search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Suspect Rabies di Tabanan Meninggal Dunia
Jumat, 22 Mei 2015, 09:35 WITA Follow
image

bbn/net/ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Afliana Agustina (52) warga Banjar Bongan Kauh Kaja, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan meninggal dunia diduga karena suspect Rabies. Sebelum meninggal dunia, korban sempat dirawat di RS Sanglah dengan gejala rabies takut air dan sinar matahari. Korban juga sempat digigit anak anjing enam bulan lalu. Anak anjing yang diduga rabies tersebut mati tigak hari setelah menggigit korban.
 
Hal itu dibenarkan oleh Kadis Kesahatan Tabanan, dr I Nyoman Suratmika, Kamis (21/5). Dijelaskanya, meski gejala dan riwayat mendukung, namun kepastian korban meninggal karena  positif rabies  harus menunggu pemeriksaan laboratorium. 
 
Dijelaskan jika korban memang memiliki riwayat digigit anak anjing enam bulan lalu.  "Anak anjing ini lahir dari induk anjing milik korban yang diliarkan," ujarnya  kemarin. 
 
Setelah mengigit kaki korban, anak anjing ini diinformasikan mati tiga hari setelahnya. Sayangnya, meski digigit anjing, menurut Suratmika korban hanya dibawa ke bidan untuk mendapatkan perawatan luka. Tetapi saat disarankan ke RS untuk mendapatkan VAR lanjut Suratmika korban menolak.
 
Pihaknya pun menghimbau, agar masyarakat lebih waspada terhadap gigitan anjing apalagi saat ini stok VAR sedang kosong, tidak hanya di Tabanan tetapi terjadi diseluruh Bali. Selain mengindari gigitan anjing, bagi warga yang memilihara anjing juga harus memvaksin anjingnya serta tidak meliarkannya. 
 
Apabila ada kasus gigitan anjing, Suratmika menghimbau agar masyarakat segera melakukan perawatan luka dan melaporkannya ke petugas surveilab setempat. Petugas akan meminta korban digigit untuk mengobservasi anjing yang mengggigit. Tetapi jika dalam observasi awal anjing yang mengigit sudah menjurus ke gejala rabies maka akan langsung dilakukan eleminasi untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium.  Diakuinya terjadi kekosongan VAR di Tabanan dan untuk sementara Diskes Bali meminjam ke provinsi lain ketika ada kasus gigitan ajing.
 
Sebelum meninggal di RSUP Sanglah, korban sempat dirawat di BRSUD Tabanan Rabu (20/5). Sekitar pukul 03.55 korban merasakan sesak yang hilang timbul di dadanya dan korban juga gelisah. 
"Ketika diajak bicara pasien kelihatan cemas dan jika ada orang mendekat tampak gelisah dan gejala sesak nafasnya muncul kembali," ujar Direktur BRSUD Tabanan, dr Nyoman  Susila. Karena kondisi korban semakin parah, maka korban kemudian di rujuk ke RSUP Sanglah. Korban kemudian meninggal dunia dalam perawatan di RSUP Sanglah.   Kasus ini merupakan kasus pertama korban rabies di Tahun 2015, sementara itu sejak tahun 2009 sudah 19 orang meninggal akibat rabies di Tabanan.

Reporter: bbn/nod



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami