search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Mengapa Daging Olahan Berbahaya Bagi Kesehatan? Ini Penjelasannya
Selasa, 11 Mei 2021, 10:45 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Mengapa Daging Olahan Berbahaya Bagi Kesehatan? Ini Penjelasannya

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Daging olahan seperti sosis, bacon, kornet hingga daging ham menjadi favorit banyak orang. Sebab selain lezat, daging olahan juga mudah disajikan. Tapi sayangnya, jika dikonsumsi terlalu sering, ada bahaya kesehatan serius yang mengikuti.

Dilansir dari The Healthy, daging olahan sering kali mengandung aditif dan bahan kimia yang dapat menyebabkan penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes tipe 2.

Di antara bahan pengawet kimia yang sering ditambahkan ke daging olahan adalah nitrat dan nitrit. Di sini, nitrit adalah pengawet yang menghasilkan senyawa potensial penyebab kanker, terutama kanker kolorektal.

Selain mengandung bahan pengawet seperti nitrat dan nitrit, daging merah olahan sering kali diawetkan dengan garam, sehingga tinggi natrium.

"Ini terkait dengan hipertensi, dan konsumsi daging merah olahan juga ada kaitannya dengan diabetes," kata Lisa Andrews, ahli diet terdaftar dan pemilik Sound Bites Nutrition di Cincinnati, mengutip studi tahun 2019 yang diterbitkan di BMJ.

Seperti diketahui, makanan tinggi natrium sangat bermasalah bagi siapa saja dengan kondisi jantung atau ginjal,

Resiko lainnya, mengacu pada sebuah studi bulan Maret di The American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan bahwa konsumsi daging merah olahan dapat menjadi faktor risiko demensia.

Ditambah lagi, daging merah olahan cenderung lebih tinggi kalori, lemak jenuh, dan kolesterol. Ini dapat berperan dalam meningkatkan lemak tubuh, tekanan darah, dan tingkat peradangan.

Untuk mengurangi risiko, pakar kesehatan sepakat daging merah olahan harus dimakan dalam jumlah sedang, jadi usahakan untuk mengonsumsi hanya pada kesempatan langka. "Lebih sedikit itu yang terbaik," saran Andrews.(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami